TEMPO.CO, Semarang - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta calon wakil gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah optimis menang. Hal ini meskipun dana kampanye pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah terbatas.
"Keterbatasan biaya tak masalah. Bukan halangan. Dengan restu para kiai, kami harus yakin dan optimistis. Tentunya tetap dengan kerja keras," ujar Muhaimin dalam Halaqoh Ulama Rakyat di Kabupaten Kudus, Jumat 1 Juni 2018 petang. Muhaimin juga memerintahkan kader PKB untuk bekerja all out memenangkan pasangan tersebut.
Baca: Pilkada Jawa Tengah, Cak Imin Minta Kader Menangkan Sudirman-Ida
Pria yang biasa disapa Cak Imin itu mengatakan, PKB harus optimistis dan percaya diri memenangkan Sudirman-Ida dalam Pilgub Jateng. Hal itu juga ia sampaikan saat bertemu para ulama di Kabupaten Demak. Menurutnya, dengan niat membawa maslahat, Sudirman-Ida diyakini akan terpilih memimpin Jawa Tengah.
Ida Fauziyah juga diminta Cak imin untuk meninggalkan kepentingan pribadi dalam upayanya menjadi wakil gubernur Jawa Tengah. Ia berpesan bahwa jabatan sebagai wakil gubernur adalah sebagai sarana membawa kemaslahatan umat.
"Jabatan itu hanya sebagai sarana saja untuk membawa kemaslahatan masyarakat. Ini juga merupakan pesan yang selalu disampaikan Gus Dur," sebutnya.
Ketua DPW PKB Jateng, Yusuf Chudlori mengatakan, Ida Fauziyah membawa misi untuk menyelamatkan madrasah diniyah, yakni dengan menolak full day school (FDS). Program FDS merupakan sistem pendidikan dengan memadatkan jam pelajaran di sekolah sehingga siswa bisa libur pada Sabtu dan Minggu.
Baca: Muhaimin Klaim Koalisi Jokowi Tolak Cawapres dari Profesional
Program FDS masih menjadi kontroversi karena dianggap menggeser kebiasaan siswa yang semeskinya menghabiskan waktu di sekolah diniyah pada sore hari.
Sementara itu Ida Fauziyah menegatakan, cita-citanya bersama Sudirman Said adalah membangun Jawa Tengah, dan Mukti Bareng. Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU ini juga sering menyerukan keberadaan sekolah diniyah penting untuk membangun karakter siswa dalam urusan moral agama, di samping urusan akademik di sekolah.
"Manusianya juga akan kami bangun. Membangun insfratuktur itu penting. Tapi membangun orang yang membangun infrastruktur itu juga sangat penting," ujar Ida.