TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera mengatakan dipamerkannya kaus #2019GantiPresiden oleh pasangan calon Gubernur Jawa Barat, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik), merupakan strategi untuk memenangi calon presiden dari Gerindra, PKS, dan PAN pada pemilihan presiden 2019.
Menurut Mardani, kemenangan koalisi tiga partai itu di pilkada 2018 adalah kunci untuk memenangi pilpres 2019. “Untuk mengganti presiden di 2019, pilkada Jabar harus dimenangkan pasangan yang tidak mendukung pemerintahan sekarang,” kata Mardani saat dihubungi Tempo pada Jumat, 18 Mei 2018.
Baca: Buntut Debat Ricuh, KPU Bahas Sanksi untuk Sudrajat-Syaikhu
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung PKS, Gerindra, dan PAN memamerkan kaus #2019GantiPresiden dalam acara debat pilgub Jawa Barat yang berlangsung di Kampus Universitas Indonesia, Depok, pada Senin, 14 Mei 2018. Aksi tersebut sempat menimbulkan kericuhan.
Pendukung pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) protes kepada panitia. Mereka, yang sebagian besar kader PDIP, langsung berteriak. “Provokasi itu, suruh minta maaf,” ujar salah pendukung pasangan nomor urut dua tersebut.
Baca: KPU Jabar: Kaus #2019GantiPresiden di Luar Konteks Acara Debat
Menurut Mardani, kampanye #2019GantiPresiden tidak hanya dilakukan di pilgub Jawa Barat, tapi juga di pilgub Sumatera Utara dan Jawa Tengah. “Memang secara garis perjuangan, pilgub itu tujuannya untuk memenangi pilpres 2019,” kata Mardani.
Di pilgub Jawa Tengah, PKS, Gerindra, dan PAN mengusung pasangan calon gubernur Sudirman Said-Ida Fauziah. Sedangkan di pilgub Sumatera Utara, ketiga partai itu mengusung pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah.
Mardani mengatakan kampanye #2019GantiPresiden di sejumlah pilgub tidak menjadi bumerang yang justru merugikan secara politik. Malahan, menurut dia, kampanye tersebut bisa berdampak positif pada elektabilitas cagub dan cawagub yang mereka usung.
Baca: Bawaslu Rekomendasikan Sudrajat-Ahmad Syaikhu Langgar Aturan