TEMPO.CO, Surabaya - Putra sulung Presiden Pertama Indonesia Sukarno, Guntur Soekarnoputra, yang selama ini menjauh dari kehidupan politik, turun gunung dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur atau Pilgub Jatim 2018. Guntur Soekarnoputra mengajak semua masyarakat Jawa Timur memenangkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.
"Saya mohon dengan hormat, mohon dengan sangat, mohon dengan penuh harapan kepada rakyat Jatim untuk memenangkan pasangan nomor dua," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat, 11 Mei 2018.
Baca juga: Maju Pilgub Jatim, Puti Guntur Soekarno Dapat Pesan dari Bapaknya
Ayah kandung Puti Guntur tersebut tidak mempermasalahkan golongan kedaerahan, seperti Tapal Kuda, Arek, Mataraman, dan beberapa jenis kedaerahan lainnya untuk memberikan dukungannya.
Guntur yang sejak beberapa hari ini berada di Surabaya juga akan menyampaikan dukungannya di hadapan ribuan orang dari kalangan nasionalis dan marhaenis se-Jawa Timur.
Pertemuan dikemas dalam bentuk temu kangen barisan Soekarnois Jawa Timur di Grand City Surabaya, Jumat ini.
Ketua Tim Pemenangan Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk Gus Ipul-Puti Ahmad Basarah menjelaskan, sejak menghilang dari panggung politik nasional awal 1970-an, diakuinya baru kali ini Guntur bersedia tampil kembali di hadapan publik.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu mengatakan Guntur diagendakan menyampaikan pidato kebangsaan dan meminta doa restu serta dukungan kepada masyarakat Jawa Timur, khususnya kaum Soekarnois, atas pencalonan putri semata wayangnya dalam pemilihan kepala daerah Jawa Timur 2018.
Baca juga: Ke Haul Taufiq Kiemas, Ahok Dinasihati Guntur Soekarnoputra
Sementara itu ketua panitia temu kangen barisan Soekarnois Jawa Timur, Eddy Wahyudi, menyampaikan pihaknya mendapat kepastian sekitar 1.500-2.000 orang Soekarnois dari 34 elemen organisasi bakal hadir.
"Mas Tok (sapaan akrab Guntur) ingin menyapa dan bertemu barisan Soekarnois serta Front Marhaenis secara langsung. Gaya pidato Guntur Soekarnoputra yang mirip Bung Karno akan mengobati rasa kangen kalangan nasionalis terhadap Bapak Pendiri Bangsa," katanya.