TEMPO.CO, Tasikmalaya - Calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi sejumlah daerah di Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 9 Mei 2018. Salah satu daerah yang didatanginya adalah alun-alun dan Pasar Singaparna.
Saat berada di alun-alun, Dedi sejenak melihat kondisi tempat tersebut. Ditanya tanggapan soal alun-alun yang nampak tidak terawat, dia tidak mau berkomentar. “Tak mau komentar,” kata Dedi singkat.
Baca: Dedi Mulyadi dan Uu Ruzhanul Ulum Berjanji Pro-Lingkungan
Setelah dari alun-alun, Dedi menyapa sejumlah pedagang di Pasar Singaparna. Dia membeli sejumlah barang, diantaranya baju koko (busana muslim), kerudung, peci. Dia juga membeli pakaian dalam wanita yang kemudian pakaian dalam tersebut dibagikannya kepada pengunjung pasar.
Ditanya soal persaingan pasar tradisional dengan pasar modern, Dedi menjelaskan pasar tradisional harus segera ditata. Pengelolaan pasar tradisional, kata dia, harus satu manajemen.
“Jadi pasar tradisional ditata seperti supermarket, dibangunnya seperti itu. Kemudian setiap tempat mempunyai konter, nanti tinggal bayar di pusatnya, di kasir,” jelas dia.
Baca: Pilkada Jawa Barat, Dedi Mulyadi Ungkap Gagasan Desa Kopi
Penataan seperti itu tentu dengan sistem manajemen pengelolaan keuangan yang memadai. Dengan begitu, kata Dedi, nantinya pasar tradisional akan menjadi pasar yang sederajat dengan pasar modern. “Akan setara pasar modern,” ucapnya.
Dalam penataan pasar tersebut, lanjut Dedi, pemerintah harus turut serta. Pemerintah harus membangun fasilitas infrastrukturnya, termasuk mengelola manajemen pengelolaan keuangannya.
“Membuat branding, membuat pelatihan-pelatihan pengelolaan, termasuk penataan barang-barang dagangannya harus segera dibuat di berbagai pasar tradisional,” jelas Dedi.