TEMPO.CO, Bandung - Dua calon wakil gubernur dari empat pasangan calon kepala daerah Jawa Barat, Dedi Mulyadi dam Uu Ruzhanul Ulum hadir dalam dialog publik soal lingkungan yang digelar di Gedung Indonesia Menggugat di Bandung, Kamis, 3 Mei 2018.
Pada acara yang diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat ini, Dedi yang berpasangan dengan Deddy Mizwar dan Uu yang berpasangan dengan Ridwan Kamil dinilai paham masalah lingkungan, punya aksi, dan pengalaman ketika menjabat sebagai bupati.
Baca: Pilkada Jawa Barat, Dedi Mulyadi Ungkap Gagasan Desa Kopi
“Itu yang menjadi harapan ke depan, tinggal bagaimana publik mengawalnya sekarang,” kata Direktur Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan selepas acara.
Dadan menyatakan kecewa terhadap pasangan calon yang absen. Salah satunya batal datang dengan dalih ada agenda acara lain. Adapun pasangan calon lain berhalangan hadir karena sedang umrah. “Yang kami tidak tahu, apa harapan yang ditawarkan lima tahun ke depan dari dua pasangan calon yang tidak hadir itu,” ujar Dadan.
Calon wakil gubernur Dedi Mulyadi mengatakan tata ruang Jawa Barat perlu direvitalisasi. Semua perizinan keluaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berdampak kerusakan lingkungan juga harus dievaluasi.
Baca: Pencemaran Sungai Citarum, Ini Solusi dari Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi juga menilai perlu pembuatan peraturan daerah yang mewajibkan semua rumah harus menghadap sungai. “Soal sampah juga harus masuk ke dalam kurikulum pendidikan,” kata Dedi.
Adapun Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan upaya penyelamatan lingkungan selama menjabat Bupati Tasikmalaya sebagai solusi di Jawa Barat. Hal itu di antaranya menutup izin semua penambang pasir besi, membuat sawah abadi yang lahannya terlarang dialihfungsikan oleh pemiliknya karena subur, serta menambah luas sawah. Sosialisasi lingkungan seperti pengelolaan sampah ke masyarakat dilakukan melalui pendekatan kiai, ulama, dan kepala desa. “Perlu kontinuitas soal lingkungan karena alam selalu berubah,” ujar dia.
Walhi mencatat, kondisi ruang dan lingkungan hidup di Jawa Barat terus memburuk, baik di perkotaan maupun pedesaan. Kerusakan dan pencemaran lingkungan semakin meningkat. Begitu pula jumlah sengketa dan kasus lingkungan hidup yang terjadi di Jawa Barat. Sebaliknya, kualitas kesehatan lingkungan terus menurun. Indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) Jawa Barat dari tahun ke tahun semakin menurun. Nilai IKLH Jawa Barat pada 2016 sekitar 42,52 dan berada di peringkat ke-30 dari 33 provinsi di Indonesia.