TEMPO.CO, Purwakarta - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan gagasannya tentang desa kopi di areal perkebunan Desa Margamulya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat untuk pilkada Jawa Barat 2018. Menurut Dedi, pemanfaatan kopi dapat membuat kesejahteraan petani meningkat.
"Desa kopi ini bisa dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan produk yang dimiliki desa itu, yakni kopi," kata Dedi dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Selasa, 1 Mei 2018.
Baca: Ditanya Penyarungan Pohon, Dedi Mulyadi: Asal Jangan Disembah
Dedi meyakini konsep desa kopi dapat membuat wisatawan berkunjung ke Desa Margamulya dan desa lain penghasil kopi. "Tapi caranya tidak boleh dengan merambah hutan. Satu juta pohon kopi bisa ditanam dengan memanfaatkan lahan perkebunan yang tidak produktif di daerah itu," katanya.
Dedi pun berpendapat, selain mengangkat petani sebagai tenaga harian lepas pemerintah Jawa Barat, pemerintah perlu memberikan pendampingan khusus bagi petani. Pendampingan tersebut, kata dia, dapat dilakukan para sarjana pertanian dengan insentif oleh pemerintah. "Jadi kita tidak hanya memberikan benih kopi, tapi diberikan juga pendampingan," ujarnya.
Baca: Dedi Mulyadi Ngobeng Balong Biar Kampanye Enggak Tegang
Nuri, petani kopi berusia 52 tahun, mengatakan selama ini tidak mendapat pendampingan dari pemerintah tentang pemeliharaan tanaman kopi. Ia dan petani kopi yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mengaku menerima bantuan benih kopi, tapi tak ada pendampingan pola tanam sampai masa panen kopi.
Hasilnya, kata Nuri, tanaman kopi tersebut layu sebelum berkembang. "Karena tidak diurus, jadi tanamannya mati. Pohon kopinya tidak dirawat. Padahal kopi ini komoditas unggulan di Jawa Barat, bahkan dunia," katanya.
Dedi Mulyadi menyampaikan gagasan tentang desa kopi setelah mengunjungi areal perkebunan di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Di desa itu, mantan Bupati Purwakarta tersebut mendapat keluhan dari petani kopi dalam kampanye pilkada Jawa Barat.
