TEMPO.CO, Bandung - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat mengajak empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat berdialog dengan publik tentang masalah lingkungan. Acara itu direncanakan di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, pada Kamis, 3 Mei 2018.
Ketua Dewan Daerah Walhi Jawa Barat Haerudin Inas mengatakan acara dialog ini bukan kampanye dan tidak didanai kandidat, tapi murni dari Walhi Jawa Barat. Rencana dialog sudah menjadi agenda Walhi Jawa Barat atas saran dan masukan publik serta jaringan lingkungan di provinsi tersebut.
Baca: Gelar Konsultasi di Medan, Walhi: Ada Sejarah Lingkungan di Sana
"Jika semua kandidat hadir, kami berharap tidak ada atribut kampanye dari para pasangan serta tim sukses pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat," ucapnya lewat siaran pers, Senin, 29 April 2018.
Walhi mencatat, kondisi ruang dan lingkungan hidup di Jawa Barat terus memburuk, baik di perkotaan maupun pedesaan. Kerusakan dan pencemaran lingkungan semakin meningkat. Begitu pula jumlah sengketa dan kasus-kasus lingkungan hidup yang terjadi di Jawa Barat.
Sebaliknya, kualitas kesehatan lingkungan terus menurun. Indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) Jawa Barat dari tahun ke tahun semakin menurun. Nilai IKLH Jawa Barat pada 2016 sekitar 42,52 dan berada di peringkat ke-30 dari 33 provinsi di Indonesia.
Menurut Walhi, kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup telah memberikan kontribusi kepada bencana lingkungan hidup di Jawa Barat yang setiap tahun cenderung meningkat. "Setiap tahun, kita selalu berhadapan dengan bencana seperti banjir, banjir bandang, longsor, kekeringan, angin puting-beliung, dan gerakan tanah," ujar Direktur Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan. Selama tiga tahun terakhir, jumlah bencana di Jawa Barat mencapai 2.671 kejadian dan menewaskan 256 orang.
Baca: Bahas Lingkungan, Walhi Gelar Konsultasi Nasional di Medan
Walhi berharap para kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat bisa hadir dalam dialog publik itu sambil menyampaikan visi, misi, komitmen, kebijakan, serta program pencegahan dan percepatan pemulihan lingkungan hidup dalam lima tahun ke depan secara jelas serta terukur.
Menurut Dadan, tujuan dialog publik itu adalah membedah serta membaca visi, misi, dan program perlindungan lingkungan hidup Jawa Barat dari para kandidat. Selain itu, untuk menghimpun masukan dan aspirasi publik soal lingkungan. Walhi juga mengundang warga, komunitas, aktivis, dan organisasi masyarakat sipil sekitar 250 orang.
Kandidat yang absen akan dinilai tidak memiliki komitmen pada percepatan pemulihan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup serta pencegahan kerusakan lingkungan ke depan. "Ini menjadi catatan buruk kita semua jika kandidat tidak hadir dan bisa menjadi dasar bagi publik untuk tidak memilih kandidat yang seperti ini," ujar Dadan.