TEMPO.CO, Surabaya - Calon gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul rajin mendekati Muslimat dan Fatayat, dua badan otonom perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Gus Ipul misalnya, menghadiri kegiatan Tahlil Akbar Muslimat Kabupaten Gresik di Kecamatan Driyorejo, Ahad, 29 April 2018.
Calon gubernur yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu akrab membaur dengan anggota Muslimat dan Fatayat.
Baca: Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno Dapat Dukungan Kelompok Tani
Dua hari sebelumnya, Jumat, 27 April 2018, Gus Ipul menghadiri peringatan Hari Lahir Fatayat ke-68 di Graha Raden Kromo, Kecamatan Sidayu, Gresik. Sehari kemudian, Sabtu, 28 April 2018, kemenakan mantan presiden Abdurrahman Wahid itu juga datang ke acara istigasah akbar Malam Ahad Wage di Pondok Pesantren Bustanul Mutaalimin Asalafi, Dawuhan, Kecamatan Kauman, Kota Blitar. Kegiatan itu banyak dihadiri anggota Muslimat dan Fatayat.
Dalam sambutannya di Tahlil Akbar Muslimat Gresik, Gus Ipul mengatakan bahwa Muslimat dan Fatayat merupakan organisasi kemasyarakatan besar yang memiliki anggota terbesar di Jawa Timur. “Dua organisasi perempuan ini punya peran sangat kuat dalam mengawal pembangunan di Jawa Timur,” ujarnya.
Simak: Megawati Pimpin Rapat Konsolidasi Kemenangan Gus Ipul-Puti Guntur
Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Kacung Marijan menilai sah-sah saja bila Saifullah mendekati pemilih perempuan di Nahdlatul Ulama. Meski pesaingnya, Khofifah Indar Parawansa, merupakan Ketua Umum Mulimat dan relatif punya hegemoni terhadap anggotanya, namun tarik-menarik kepentingan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) tak bisa dihindari.
“Meski Muslimat dan Fatayat punya kedekatan gender pada Khofifah, namun kan banyak juga yang belum menentukan pilihan. Tarik menarik kepentingan politik di tubuh NU sejak dulu ada,” kata Kacung saat dihubungi Tempo.
Lihat: Pilgub Jatim, Puti Guntur Soekarno Minta Restu Tokoh Samin
Menurut Kacung secara sederhana jenis pemilih pilkada dikategorikan tiga, yaitu mendukung, lawan dan ragu-ragu. Kacung melihat peluang Gus Ipul masuk ke Muslimat berat karena sudah dikuasai Khofifah.
Namun di Fatayat, kemungkinan menarik dukungan masih ada. “Efektif tidaknya Gus Ipul mendekati Fatayat tergantung pola komunikasinya, terutama ke golongan yang masih ragu-ragu itu,” tutur Kacung.