TEMPO.CO, Bojonegoro - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, mendatangi rumah tokoh Samin, Mbah Hardjo Kardi, 83 tahun, di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo—sekitar 7 kilometer dari Kota Bojonegoro, Jumat, 27 April 2018. Kedatangan Puti mendapat simpati dari sejumlah penerus ajaran Samin di Dusun Jepang dan sejumlah tokoh PDI Perjuangan di Bojonegoro dan Ngawi.
Puti, yang datang bersama dengan calon Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, disambut antusiasme warga yang berada di pelosok kampung pinggir hutan jati itu. Sekitar 130 jiwa penerus ajaran Samin tinggal di Dusun Jepang, yang berada di antara perbatasan Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Bojonegoro.
Baca: Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno Dapat Dukungan Kelompok Tani
Menurut Bambang Sutrisno, 36 tahun, anak dari Mbah Hardjo Kardi, saat kunjungan itu, Puti meminta doa restu Mbah Hardjo Kardi. “Mbak Puti minta restu ke Mbah Kung (Hardjo Kardi),” ujarnya kepada Tempo, Jumat.
Mbah Hardjo, kata Bambang, memberikan beberapa wejangan kepada Puti. Di antaranya jika terpilih menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti harus tetap rendah hati, jujur, menjaga kesatuan, dan yang terpenting tidak boleh menyengsarakan rakyat. “Itu pesan Mbah Kung kepada Mbak Puti,” kata pria yang disebut-sebut sebagai salah satu pewaris ajaran Samin di Bojonegoro ini.
Bambang menyebut para penerus ajaran Samin selama ini mempunyai ikatan dengan presiden ke-1 RI, Sukarno. Tokoh Samin seperti Surokarto Kamidin—generasi kedua—Samin Surosentiko, yang merupakan pendiri Samin, juga pernah bertemu dengan Sukarno. Jadi, kata dia, hubungan kekerabatan dan penghormatan Sukarno atas ajaran Samin masih terus dijaga. “Jadi ini pertemuan yang bermanfaat,” ujarnya.
Baca: Puti Guntur Soekarno Gagal Sepanggung dengan Zulkifli di Lumajang
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Bojonegoro Dony Bayu mengatakan kunjungan Puti Guntur ke kediaman Mbah Hardjo ini mempunyai makna mendalam. Puti merupakan cucu Sukarno, sedangkan Hardjo adalah tokoh Samin yang dihormati.
Ia menilai Puti Guntur Soekarno, sebagai sosok anak muda, tetap menghormati tokoh sepuh seperti Mbah Hardjo Kardi. “Bagi saya, pertemuan Mbak Puti dengan Mbah Hardjo sangat menarik,” ucapnya.