TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Semiotik Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi berpesan pada calon gubenur-wakil gubernur Jawa Barat yang nantinya terpilih dalam Pilgub Jabar 2018 setidaknya harus berani menunjukan karakter yang menjadi ciri khas provinsi tersebut.
Karakter pemimpin Jawa Barat yang dimaksud Acep itu merupakan kriteria pemimpin yang bisa menafsirkan nilai filosofis kearifan lokal Jawa Barat menjadi sebuah program yang nantinya akan diterapkan pemimpin Jawa barat periode 2018-2023 hasil Pilgub Jabar.
"Jadi kepemimpinan yang berkarakter itu berbasis lokal kemudian diturunkan kepada strategi membangun Jawa Barat," ujar Acep seusai menjadi panelis di acara Mimbar Pemimpin Indonesia bertajuk 'Ngaruwat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat' di aula Grha Sanusi, Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu, 25 April 2018.
Baca juga: Indo Barometer: Elektabilitas Ridwan Kamil Turun 8,1 Persen
Acep mengatakan, Jawa Barat saat ini nyaris tidak memiliki ciri khas yang bisa dikenal masyarakat luar Jawa Barat. Contohnya, kata dia, hal kecil saja seperti pembangunan tugu khas Jawa Batat di daerah perbatasan dengan provinsi Jawa Tengah ataupun Jakarta memang tidak tampak.
"Itu yang saya lihat sampai sekarang belum tampak dan belum ada. Itu bukan hanya pada gaya kepemimpinan turunnya tapi pada model pembangunannya juga. Misalnya, minimal ketika masuk ke Jawa Barat itu ada gerbang yang mencirikan khasnya Jawa Barat, jadi ada auranya," ucapnya.
Selain itu, Acep pun mencontohkan ihwal kekayaan kebudayaan di Jawa Barat masa silam yang sebetulnya bisa lebih diserap menjadi semacam gagasan baru untuk membangun Jawa Barat lebih maju lagi.
"Ya misalkan yang sangat termasyhur itu kepemimpinan Siliwangi, itu seperti apa sih? nah tapi bukan berarti kembali ke masa lalu dan diam di masa lalu tapi bagaimana yang masa lalu itu diberikan nilai baru disaat ini," katanya.
Namun, maksud Acep ihwal karakter khas pemimpin Jawa Barat itu tidak lantas dipahami sebagai karakter untuk memperkuat semangat primordialisme. Lebih dari itu, pemimpin berkarakter itu mampu memberikan warna baru dalam konstelasi Indonesia yang ber-bhineka.
"Ini bukan berarti isunya separatis membedakan atau apa, justru kita memberi warna pada keberagaman, memberi warna pada Bhineka Tunggal Ika itu. Dengan demikian Indonesia itu kelihatan kayanya ya jadi nggak sama semua," ujar dia.
Baca juga: Deddy Mizwar Cagub Jabar Terkaya, Anton Cawagub Paling Tajir
Acara Mimbar Pemimpin Indonesia itu dihadiri oleh 3 kontestan dalam Pilgub Jabar 2018. Ketiganya yakni, Cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil, Cawagub nomor urut 2 Anton Charliyan, dan Cawagub nomor urut 4 Dedi Mulyadi. Sementara itu, pasangan nomor urut 3, Sudrajat-Ahmad Syaikhu berhalangan hadir.
Dedi Mulyadi mengatakan sangat mengapresiasi gagasan yang disarankan Acep kepada para paslon itu. Menurut Dedi, gagasan tentang pemimpin yang harus berkarakter itu menjadi masukan yang sangat berharga para paslon.
"Ini diskusi yang menurut saya paling mengena dengan iklim Jawa Barat dan dengan problem yang sebenarnya, yaitu persoalan identitas lingkungan dan sosial culture yang sekarang ini terlupakan," ujarnya.