TEMPO.CO, Medan - Calon gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat menegaskan komitmennya untuk tidak menggunakan politik uang dalam memenangkan pemilihan kepala daerah. Komitmen itu disampaikan Djarot ketika berada di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Selasa, 17 April 2018.
"Saya tidak akan bagi-bagi duit. Itu yang menyebabkan kepala daerah korupsi. Akar korupsi itu dimulai ketika pemimpinnya menyuap rakyatnya dengan Rp 100 sampai Rp 200 ribu," kata Djarot di hadapan relawan dan masyarakat Medan Denai.
Baca: Ditawari Marga, Djarot Saiful Hidayat Menolak dengan Alasan Ini..
Selama ini, kata Djarot, ada fenomena yang kurang baik dalam pilkada dimana calon menyuap rakyat untuk memberikan dukungan dan pilihan. Menurut dia, suap untuk mendapatkan dukungan dalam pilkada merupakan salah satu penyebab utama seorang pemimpin terdorong untuk korupsi.
Secara prinsip, cagub yang berpasangan dengan Sihar Sitorus tersebut mengaku sedang hijrah dari Jakarta ke Sumatera Utara untuk "berjihad" melawan korupsi dan berbagai perilaku yang melawan hukum.
"Hijrah untuk berperang dan berjihad melawan korupsi, melawan narkoba. Berjihad melawan kemisikinan dan kebodohan. Marilah kita bangun toleransi sesama kita. Menghargai pendapat dan pilihan kita masing-masing," kata Djarot.
Baca: Djarot Saiful Hidayat Didukung Putera Jawa Kelahiran Sumatera
Jika terpilih, Djarot mengatakan, pihaknya akan membalas kebaikan dan kepercayaan masyarakat tersebut dengan hal yang jauh lebih besar. "Apa yang nanti saya kembalikan? Bukan uang Rp 100 ribu. Karena itu sekejap saja hilang," katanya.
Salah satu balasan yang dijanjikannya adalah memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan.