TEMPO.CO, Semarang - Ratusan warga Kota Semarang menggelar aksi keprihatinan terkait dengan kontroversi puisi yang dibaca calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Aksi keprihatinan ditunjukkan masyarakat dengan melakukan pembacaan puisi karya KH Mustofa Bisri (Gus Mus).
Aksi keprihatinan itu digelar di halaman Posko Pandanaran Seratus yang menjadi markas sukarelawan Ganjar-Yasin di Semarang, Selasa malam, 10 April 2018. Mereka membacakan puisi berjudul Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana secara bergantian.
Baca: Kalangan Advokat akan Laporkan Ganjar Pranowo ke Polisi
Puisi yang ditulis Gus Mus pada 1987 tersebut menjadi kontroversi setelah dibacakan Gubernur Jawa Tengah nonaktif Ganjar Pranowo dalam acara di televisi swasta beberapa waktu lalu.
Ahmad Fauzi, salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang yang ikut membaca puisi mengatakan bahwa puisi Gus Mus yang sekarang menjadi kontroversi tersebut berisi kritikan terhadap pemerintahan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat saat itu.
"Kami tahu puisi ini sempat dipersoalkan di media sosial, permasalahan tersebut mungkin tidak pernah akan ada, bila si pelapor tabayun. Setelah tahu itu puisi Gus Mus, tidak jadi melapor," kata Fauzi.
Ia berharap netizen tidak mudah terprovokasi informasi hoax serta membiasakan diri untuk melakukan cek dan ricek.
Baca: Ganjar Pranowo: Kira-kira Gus Mus Pro Islam Enggak?
Seorang pekerja swasta asal Semarang, Vikirrahman, mengajak semua pihak untuk memahami puisi Gus Mus dengan hati. "Banyak orang sekarang mudah sekali terprovokasi hanya karena mendengar dan melihat, ia ikut memaki dan meneriaki tanpa mengkaji, bertanya, berdiskusi," kata dia.
Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi juga tampak membacakan puisi yang persis dibawakan Ganjar Pranowo. "Kami ada di sini untuk menghormati Gus Mus. Ini bentuk keprihatinan kami ketika karya ulama besar seperti beliau yang dibacakan Pak Ganjar kok dinilai menistakan agama," kata Supriyadi yang juga politikus PDI Perjuangan itu.