TEMPO.CO, Semarang - Calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tak menyesal membawakan puisi karya Gus Mus yang belakangan ramai di media sosial. Ia bahkan meminta pihak yang mempermasalahkan puisi itu untuk membuka karya sastra agar tidak salah kaprah dan salah paham.
"Kira-kira Gus Mus pro sama Islam enggak? Dia (Gus Mus) yang memegang intellectual property right-nya? Itu jawaban paling gampang," ujar Ganjar usai berdiskusi dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Tengah di Hotel Patra Jasa, Semarang, Selasa, 10 April 2018.
Baca: Baca Puisi Gus Mus, Ganjar Pranowo Batal Dilaporkan ke Bareskrim
Ganjar tak menampik kampanye negatif soal dirinya yang dianggap anti-Islam adalah perbuatan oknum yang memanfaatkan situasi Pilkada. Ia berucap awal fitnah yang menerpa dirinya ditulis dengan bahasa lugas bahwa puisi tersebut adalah puisi karya Ganjar Pranowo, bukan karya Gus Mus.
"Itu sudah pasti ada orang memanfaatkan, karena ditulisnya puisi Ganjar, bukan Gus Mus. Dengan itu saja, dia sudah membelokkan ya. Karena literasi kurang, maka orang cepat berprasangka. Tidak ada tabayun," kata Ganjar.
Dia menolak bila kontroversi pembacaan puisi tersebut sebagai upaya mendongkrak popularitasnya. "Enggak ada urusan popularitas sama saya. Komitmennya bareng-bareng menjaga pilkada damai," tandas Ganjar.
Baca: Ganjar Pranowo Tak Ambil Pusing Hendak Dilaporkan Soal Puisi
Sebelumnya, Forum Umat Islam Bersatu berencana melaporkan Ganjar ke Bareskrim Mabes Polri hari ini, Selasa, 10 April 2018. Belakangan, mereka urung melaporkan Ganjar. Ketua Umum FUIB Rahmat Himran mengatakan pihaknya masih akan mengevaluasi dan mendiskusikan rencana pelaporan itu dengan kuasa hukumnya.
Penundaan laporan didasarkan fakta bahwa Ganjar Pranowo hanya membacakan puisi karya KH Mustofa Bisri alias Gus Mus berjudul Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana. Ganjar membacakan puisi itu saat mengisi acara di sebuah stasiun televisi pada awal Maret lalu.