TEMPO.CO, Bandung - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat meminta pemilih untuk dapat meneliti bibit (orang tua), bebet (leluhur), dan bobot (nilai) setiap pasangan calon kepala daerah yang menjadi kontestan di Pilkada 2018.
"Penelaahan bibit, bebet, bobot dari setiap pasangan calon ini diperlukan agar pemimpin terpilih benar-benar bisa membawa perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik," kata komisioner KPU Jawa Barat Nina Yuningsih di Bandung, Ahad, 8 April 2018.
Baca: KPU Jawa Barat Sebut 309 Ribu Pemilih Belum Merekam E-KTP
Menurut dia, jika masyarakat merasa belum mengenal pasangan calon, sebaiknya, mereka menanyakan kepada orang yang mengerti dan selanjutnya putuskan sendiri.
"Seandainya para paslon dinilai baik, maka pilihlah yang terbaik. Tapi jika para paslon dianggap banyak kekurangan maka pilihlah paslon yang paling sedikit kekurangannya. Yang penting para pemilih menggunakan hak pilih dengan baik," katanya.
Menurut Nina, penggunaan hak pilih dalam pilkada oleh pemilih sangat penting, terutama untuk menentukan pemimpin yang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jawa Barat.
Baca: KPU Jawa Barat Petakan Pemilih Difabel
Ia menjelaskan para pemilih, khususnya pemilih pemula, juga dituntut bertanggungjawab atas masa depan Jawa Barat. Karena itu mereka diharapkan menggunakan hak pilih secara cerdas, rasional, dan berkualitas, agar pemimpin terpilih lebih legitimate.
"Tanggung jawab itu ditunjukkan dengan datang ke TPS dan menggunakan hak pilih dengan benar," kata Nina. Apalagi, pemilih muda sangat potensial dan secara kuantitas mencapai sekitar 30 persen. Sehingga suara mereka akan sangat menentukan kepemimpinan Jawa Barat lima tahun ke depan.