TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti senior dari Pusat Penelitian Politik LIPI Siti Zuhro melihat permintaan dukungan calon kepala daerah kepada Rizieq Shihab dilakukan untuk menguatkan pemilih muslim di Pilkada 2018. Ini dilakukan karena Rizieq dianggap bisa mendongkrak elektabilitas calon.
"Ini bisa dimaknai sebagai refleksi menguatnya pemilih muslim terhadap calon dalam pilkada," kata Siti saat dihubungi, Rabu, 28 Maret 2018.
Baca juga: Temui Rizieq Shihab, Sudirman Said Didoakan Kelancaran Perjuangan
Kecenderungan tersebut direspons antara lain dengan meminta dukungan kepada ulama, kiai, dan ustad oleh para calon yang bertarung.
Bahkan, kata dia, bukan hanya kepada Rizieq Shihab saja calon kepala daerah meminta dukungan, melainkan kepada tokoh-tokoh agama Islam lainnya, seperti sesepuh atau pimpinan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan lainnya. "Untuk menang butuh dukungan," ujar Siti.
Semakin banyak dukungan, kemungkinan menang akan semakin besar. Karena itu para calon akan berebut dukungan dan meminta dukungan tokoh-tokoh yang dinilai berpengaruh.
Baca juga: Calon Wali Kota Bekasi Minta Dukungan Rizieq Shihab Maju Pilkada
"Bila ada calon-calon yang meminta dukungan Rizieq Shihab, bisa jadi Rizieq Shihab dinilai mampu mendongkrak elektabilitas. Hal itu biasa saja bila dikaitkan dengan ikhtiar calon untuk meyakinkan diri bisa memenangkan pilkada," ujarnya.
Pengacara Rizieq, Kapitra Ampera menuturkan telah belasan calon kepala daerah yang meminta dukungan dan doa kepada Rizieq Shihab. "Sebab Habib Rizieq masih dianggap berpengaruh," ujarnya.
Sejumlah calon kepala daerah, seperti calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said, calon wakil gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah dan calon wali Kota Bekasi Nur Supriyanto, telah menemui Rizieq Shihab di Mekkah, Arab Saudi. Mereka meminta doa dan dukungan agar menang pada Pilkada 2018.