TEMPO.CO, Banjarbaru – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan sertifikat tanah secara simbolis kepada 12 orang dari 3.630 orang penerima sertifikat yang hadir di Gelanggang Olahraga Rudy Resnawan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin, 26 Maret 2018. Sertifikat tanah ini bagian dari target 180 ribu bidang tanah yang akan disertifikasi pada 2018 se-Kalimantan Selatan.
Setelah memberi wejangan soal maksud pemberian dan pemanfaatan sertifikat, Jokowi menyinggung pelaksaan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 dan pemilihan presiden (pilpres) 2019. Menurut Jokowi, ada 171 daerah yang akan menggelar pilkada 2018, baik tingkat kabupaten, kota, dan provinsi. “Tahun ini ada 171 pilkada di Indonesia dan tahun depan ada pilpres. Negara ini negara besar, berbeda-beda agama, suku, dan ada 17 ribu pulau,” kata Jokowi.
Baca: Sertifikat Tanah, Sofyan Djalil Sebar 8.500 Juru Ukur Independen
Jokowi menyarankan setiap warga negara memilih pemimpin daerah dan Presiden yang terbaik. Ia mengingatkan, beda pilihan adalah hal lumrah di tengah demokrasi. “Saya pesan dalam pilpres dan pilkada, pilihlah pemimpin yang terbaik. Beda pilihan enggak apa-apa, memang ini proses demokrasi,” ujar Jokowi.
Namun, setelah pencoblosan, Jokowi mengimbau setiap warga yang berbeda pilihan mesti kembali rukun dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia tak ingin antar-saudara, antar-tetangga, dan antar-golongan justru saling bermusuhan akibat beda pilihan menentukan pemimpin.
Simak: Tanggapi Amien Rais, Jokowi: Enggak Ada Pengibulan, Ini Beneran
“Jangan sampai tidak menyapa karena beda pilihan, rugi kita. Kalau diterus-teruskan seperti itu, rugi besar kita. Ingat, Indonesia ada 714 suku, hati-hati terjebak konflik SARA,” kata dia.
Jokowi mencontohkan konflik berkepanjangan selama 40 tahun di Afganistan. Padahal, kata Jokowi, Afghanistan cuma terdiri atas tujuh suku. Tapi, negeri itu dirundung konflik berdarah antar-suku yang tak berkesudahan.
Presiden Afganistan, kata Jokowi, sempat meminta Indonesia menjadi mediator atas perang yang terus berkecamuk di sana. “Memang enggak mudah. Inilah tugas bersama, kita patut bersyukur negara ini besar dalam bingkai NKRI,” Jokowi melanjutkan.
DIANANTA P. SUMEDI