TEMPO.CO, Semarang - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjamin Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah atau Pilkada Jateng berjalan damai. Menurut Tito, tak terdapat unsur yang bisa menimbulkan konflik dalam masyarakat di Jawa Tengah.
"Isu agama di Jateng tak ada. Keturunan ras pun tak ada. Diangkat masalah etika calonnya, santun semua. Soal dukungan partai, dalam komunitas semuanya sama dan berkawan juga," ujar Tito di Mapolda Jateng, Jumat 23 Maret 2018.
Baca juga: 683.517 Pemilih Potensial Pilkada Jateng Belum Rekam e-KTP
Tito mengatakan, kondusifitas di Jawa Tengah berbeda dengan pesta demokrasi di daerah lain yang rawan konflik. Wilayah rawan konflik tahun politik memiliki 4 kriteria yakni elemen tidak suka pada figur tertentu, latar belakang keturunan agama, latar belakang keturunan ras, serta perbedaan pendapat atas dukungan partai. Hal itu semuanya terjadi saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
"Saya yakin tidak terjadi konflik. Terlebih di sini hadir tokoh agama, ada Gus Yusuf (Ketua DPW PKB Jateng), ada Gus Alwi (Alwi Assegaf-ulama Jateng) ada Kapolres, ada TNI semuanya mewakili perdamaian warganya. Ada Pangdam, semuanya bersatu. Pilkada di Jateng yang aman maka kita berpesta," ucap Tito.
Baca juga: Tak Ada Koalisi PDIP dan Gerindra-PKS di Tujuh Pilkada Jateng
Tito menegaskan, makna dari Pilkada serentak adalah pesta demokrasi. Pesta semestinya menjadi hal yang menggembirakan dan diikuti semua masyarakat untuk merayakan demokrasi.
Di Jawa Tengah terdapat 8 Pilkada serentak yang diselenggarakan pada 2018. Pilkada Jateng diikuti 7 kabupaten/kota yakni Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Banyumas, Temanggung, Kudus, Karanganyar, dan Kabupaten Magelang. Adapun di tingkat provinsi, ada pemilihan gubernur Jawa Tengah dengan dua pasang calon yaitu Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziah.