TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI menggelar Operasi Mantap Praja di tingkat wilayah maupun pusat menjelang pelaksanaan Pilkada 2018. Salah satu tujuan operasi ini menyasar senjata tajam dan senjata api.
"Operasi ini upaya preventif kepolisian terhadap maraknya penyerangan, baik terhadap perorangan atau tempat-tempat umum," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, Selasa, 20 Maret 2018.
Baca juga: Ratusan Ribu Warga Bekasi Tak Tercatat dalam DPS Pilkada 2018
Setyo mengakui terhadap banyaknya kasus penyerangan, misalnya kepada tokoh atau tempat ibadah. Dalam perbuatannya para pelaku menggunakan senjata tajam, seperti golok, samurai, untuk menyerang korbannya.
Menurut dia, adanya operasi ini diharapkan mampu menekan peredaran senjata tajam dan senjata api secara ilegal. "Sudah dilakukan di wilayah dan tingkat pusat," katanya.
Selain itu, Setyo menambahkan, upaya preventif lainnya adalah dengan peningkatan pengamanan oleh aparat kepolisian sektor dan kepolisian resor di tempat-tempat ibadah.
Baca juga: PPP Mulai Gencar Kampanye untuk Khofifah-Emil Pekan Ini
Sabtu pekan lalu, kasus penyerangan tokoh agama kembali terjadi. Mantan Ketua Nahdlatul Ulama Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Ahmad Zaenuri, menjadi korban bacok oleh Suyonto yang diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Setyo mengatakan, penyerangan tersebut murni kriminalitas. Namun penyidik masih mendalami apakah motifnya perseorangan atau ada keterkaitan dengan suatu kelompok atau jaringan.