TEMPO.CO, Jakarta - Herman Koedoeboen adalah calon Gubernur Maluku 2018 yang maju lewat jalur independen. Bersama dengan mantan Bupati Seram Bagian Timur Abdullah Vanath, ia menantang dua pasangan calon gubernur lain yang didukung oleh partai politik.
"Saya berkomitmen dengan Abdullah untuk memanfaatkan jalur independen setelah mengevaluasi peluang keputusan rekomendasi dari partai politik," kata Herman saat akan memutuskan untuk maju lewat jalur independen pada 24 November 2017.
Pasangan ini pun berhasil lolos verifikasi dengan mengumpulkan sekitar 145.414 dukungan (dalam dua tahap), dari syarat minimal jalur independen 122.895 dukungan. Dalam pengundian nomor urut, pasangan Herman Koedoeboen-Abdullah Vanath alias Hebat mendapat nomor urut 3.
Baca: Pilkada 2018, KPU Umumkan Nomor Urut 3 Pasangan Cagub Maluku
Meski lewat jalur independen, Herman tetap percaya diri. Pengalamannya di bidang birokrasi dan hukum menjadi modal untuk memimpin provinsi di timur Indonesia ini.
Sebelum terjun ke politik, Herman adalah seorang jaksa. Ia merintis karier dari Kejaksaan Negeri Tual, Maluku Tenggara, pada 1990. Karier hukumnya cukup menanjak hingga ia bisa menjabat sebagai Inspektur IV Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas) Kejagung RI pada 2016.
Sepanjang karier sebagai jaksa, di antaranya ia pernah menjabat sebagai Kepala Bagian TU Kejaksaan Tinggi Maluku, Kepala Kejaksaan Negeri Masohi, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Gorontalo, Kepala Kejaksaan Tinggi Gorontalo, dan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku.
Baca: Pilkada 2018: Anggaran Pilkada Maluku Naik Rp 84 Miliar
Pada 2003, Herman sempat memutuskan terjun di dunia politik. Ia maju sebagai calon Bupati Maluku Tenggara, daerah asalnya dan terpilih memimpin Maluku Tenggara sampai 2008.
Kala ia memimpin Maluku Tenggara pada 2006, terjadi kasus korupsi dalam proyek pembangunan Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan senilai Rp 5,2 miliar. Saat kasus tersebut disidik kejaksaan pada 2011, Herman tengah menjabat sebagai Wakil Kepala Kejati Maluku. Kejaksaan sempat dikritik karena lambat memeriksa Herman.
Pada 2013, Herman kembali mencoba terjun ke politik. Ia dipilih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai calon Gubernur Maluku berpasangan dengan pengusaha, Daud Sangaji. Namun ia kalah dalam pilkada yang digelar pada 11 Juni 2013 tersebut. Hal yang menarik, saat itu ia berhadapan dengan wakilnya yang sekarang, Abdullah Vanath.
Tak terpilih sebagai gubernur, Herman kembali berkarier di kejaksaan, tepatnya di Kejaksaan Tinggi Gorontalo. Sampai akhirnya, Jaksa Agung memanggilnya ke Jakarta untuk dipilih sebagai Jaksa Agung Muda Pengawasan.
Pada 2018 ini, Herman kembali mencoba terjun ke dunia politik untuk menjadi Gubernur Maluku. Ia dan Vanath akan melawan pasangan inkumben Said Assagaff-Anderias Rentanubun yang didukung Partai Golkar, PKS dan Partai Demokrat, serta Murad Ismail-Barnabas Orno yang didukung PDIP, NasDem, Hanura, PKB, PKPI, PPP, dan PAN.