TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah, meradang. Seorang wanita yang mengaku sebagai istri keempatnya, Aries SuciHandayan, melaporkannya ke Majelis Ulama Indonesia atas dugaan penelantaran pada 4 Januari 2018. Zulkieflimansyah menganggap laporan tersebut sebagai pembunuhan karakter.
Zulkieflimansyah pun membawa kasus tersebut ke ranah hukum. "Kita serahkan ke penegak hukum," katanya setelah mendaftar di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB, Rabu petang, 10 Januari 2018.
Baca juga: PKS Deklarasikan Zulkieflimansyah di Pilgub NTB
Menurutnya, pengaduan Aries merupakan pembunuhan karakter menjelang Pilgub NTB. Di depan pendukungnya dari jemaah Nahdlatul Wathan sekaligus bagian dari simpatisan Partai Demokrat dan anggota Partai Keadilan Sejahtera selaku pengusungnya, Zulkieflimansyah mengingatkan ini merupakan pemilihan kepala daerah. "Jangan mengasah golok," ucapnya.
Zulkieflimansyah lahir di Sumbawa Besar pada 18 Mei 1972. Dia dikenal sebagai ahli ekonomi andalan PKS. Di partai, ia sempat menempati posisi Ketua Departemen Kebijakan Ekonomi.
Meski kelahiran Sumbawa Besar, dia terpilih sebagai wakil rakyat dari Provinsi Banten. PKS pun menempatkannya di Komisi Keuangan dan Perbankan. Sebelum menjadi legislator dia aktif mengajar dan melakukan riset. Riset-riset yang dilakukannya dan ilmu dari program doktor yang ditempuhnya di Glasgow University, Inggris, menjadi modal bagi Zul untuk tampil di Senayan.
Pada 2006, Zulkieflimansyah sempat mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Banten. Dia maju didampingi Marissa Haque. Namun mereka kalah dari pasangan Ratu Atut Chosiyah-Masduki.
Pada 2012, Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat pernah memeriksa Zulkieflimansyah terkait dugaan pelanggaran etik. Bersama anggota Dewan lainnya, Zulkieflimansyah diperiksa lantaran diduga memeras sejumlah perusahaan negara dan mengancam tak akan menyetujui usul penyertaan modal negara terhadap BUMN tersebut.
Namun, Ketua Badan Kehormatan saat itu, Muhammad Prakosa, mengumumkan bahwa Zulkieflimansyah tidak terlibat. Nama Zulkieflimansyah pun direhabilitasi.
Meski sempat disorot lantaran kontroversi, Zulkieflimansyah bukannya tanpa prestasi. Bahkan, segudang prestasi dikantonginya.
Saat masih jadi pelajar, Zulkieflimansyah terpilih menjadi wakil pertukaran pelajar antara Indonesia dan Australia. Hampir setahun mengenyam pendidikan di Darwin High School di Darwin dan Sadadeen Secondary College di Alice Springs pada 1989, Zulkieflimansyah sempat menjalankan Outback Freight Business Service.
Pulang dari Australia, Zulkieflimansyah langsung masuk Universitas Indonesia dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada 1995. Dua tahun kemudian, ia memperoleh gelar Master di bidang marketing di Strathlyde Business School, University of Strathclyde di United Kingdom (UK). Tak berhenti sampai di situ, pada 1998, Zulkieflimansyah kembali 'mengoleksi' gelar Master di bidang Industrialization, Trade and Economic Policy di Departement of Economics, yang berlanjut ke jenjang Doktoral di departemen yang sama di 2001.
Bukan hanya di Inggris, Zulkieflimansyah juga sempat merasakan bangku pendidikan di Sophia University Tokyo, Jepang, untuk mempelajari Comparative Asian Industrial System. Studi tersebut didapatkan dari Japan Airlines setelah memenangkan lomba menulis mahasiswa dalam bahasa Inggris di tingkat Universitas Indonesia maupung tingkat nasional.
Pria yang pernah diangkat sebagai Ketua Senat Mahasiswa UI ini juga menempuh pendidikan lanjutan di Kennedy School of Government, Harvard University (US), Institute for New Technology, Maastricht (The Netherlands), Science and Policy Research Unit di University of Manchester (UK) serta di University of Dundee (Scotland). Hingga saat ini ia masih dipercaya menjadi Senior Research Fellow, Kennedy School of Government, Harvard University.
Dia memenangkan berbagai Grant Penelitian di tingkat Nasional. Dia pun kerap menulis di jurnal ilmiah di dalam dan luar negeri serta merepresentasikan Indonesia di penelitian-penelitian Internasional. Berkat kepiawaiannya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menobatkan Zulkieflimansyah sebagai Peneliti Muda Terbaik Indonesia dalam bidang Ekonomi dan Management pada 2003.
Tak heran jika nama Zulkieflimansyah sempat beredar sebagai calon menteri untuk pos ekonomi yang disiapkan PKS saat reshuffle pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2007.
BERBAGAI SUMBER