TEMPO.CO, Kupang - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyatakan akan tetap berupaya untuk memenangkan pasangan Marianus Sae-Emilia Nomleni dalam pemilihan gubernur Nusa Tenggara Timur 2018. Meskipun saat ini Marianus Sae tengah menghadapi proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat kasus suap di Kabupaten Ngada.
"Semua struktur partai yang berasal dari NTT, sudah melakukan pertemuan khusus di Bali untuk menyatukan tekad dan strategi dalam rangka memenangkan MS-Nomleni pada Pilgub yang akan datang," kata Ketua Desk Pilkada DPD PDIP NTT Yunus Takandewa pada Selasa, 27 Februari 2018.
Baca: KPK Periksa Bupati Ngada Marianus Sae dan Pengusaha Wilhelmus
Menurut Yunus, semua struktur partai yang berasal dari NTT melakukan pertemuan khusus saat pelaksanaan rapat kerja nasional III PDIP di Bali pekan lalu. Mereka membahas persoalan ini lalu menyepakati untuk tetap melanjutkan upaya pemenangan.
Yunus menyebut pertemuan tersebut dipimpin Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira dan Ketua DPD PDIP NTT Frans Lebu Raya dan Emilia Nomleni selaku calon Wakil Gubernur NTT.
Baca: Tanpa Marianus Sae, Emilia Nomleni Tetap Maju di Pilgub NTT
Sikap partai ini, kata Yunus, karena undang-undang tidak memperbolehkan partai politik untuk mencabut dukungan dari calon kepala daerah, kecuali karena yang bersangkutan meninggal dunia atau tidak mampu melaksanakan tugasnya secara permanen. Maka, PDIP memutuskan untuk tetap berada di baris depan pemenangan Marianus-Emilia
Ketua DPD PDIP NTT Frans Lebu Raya secara terpisah mengatakan tidak ada kata mundur untuk mendukung Marianus-Nomleni pada Pilgub nanti. "Dua puluh dua DPC PDI Perjuangan se-NTT yang hadir pada pertemuan tersebut juga menegaskan bahwa semua struktur partai siap bekerja dalam memenangkan Pilgub nanti," kata Gubernur NTT itu. Meski begitu, menurut Frans, PDIP tetap menghormati proses hukum yang berlaku terhadap Marinus Sae.