TEMPO.CO, Demak - Calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi para korban banjir di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Kamis, 22 Februari 2018. Calon inkumben itu harus naik perahu karet saat mengunjungi para korban karena genangan air masih sekitar 60-75 sentimeter.
Akibat banjir tersebut, sejumlah fasilitas desa tidak berfungsi, kegiatan belajar-mengajar sebagian siswa Sekolah Dasar Sayung 1 pun terpaksa harus dipindah ke kantor desa setempat.
Baca: Ganjar Pranowo Merasa Kasus E-KTP Jadi Momen Serang Dirinya
Ganjar menelpon pimpinan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana saat berkeliling meninjau korban banjir. Kepada Pemali, Ganjar menyampaikan usulan warga soal pengadaan pompa air agar genangan banjir dapat segera surut. Warga mengusulkan empat unit pompa air dengan harga per satu unit adalah Rp 450 juta.
"Banjir di sini rutin, tiap tahun, maka pengadaan pompoa air itu realistis. Dari BBWS katanya sudah diusulkan, maka tugas saya menguatkan itu, mungkin kalau pompa air bisa saya carikan dana CSR (corporate social responsibility)," katanya.
Kata Ganjar, BBWS itu sebenarnya juga sudah merencanakan normalisasi sungai. Namun, dia melanjutkan, belum terealisasi hingga sekarang.
Baca: Mbah Moen Pesan Ini ke Tim Pemenangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin
Sebelum sampai di lokasi banjir, Ganjar sempat mengentikan kendaraan yang ditumpanginya ketika melihat warga bergotong-royong menutup tanggul jebol yang menyebabkan air sungai menggenangi Jalan Onggorawe, Demak. Ganjar pun langsung turun dari mobil. Tanpa mengenakan alas kaki, dia menuju kerumunan warga tersebut.
Setelah melihat lebih dekat, Ganjar mendapati kondisi sungai ternyata lebih tinggi dari jalan. Akibatnya, saat air sungai meluap, jalan yang menjadi akses utama dari Kabupaten Demak ke Mranggen tergenang.
Ganjar juga menelpon Bupati Demak Natsir dan meminta Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Demak agar mengirimkan alat berat untuk mengangkut sampah di sepanjang aliran sungai.
"Saya juga menghubungi BPBD Kabupaten Demak dan BPBD Provinsi Jateng untuk menyumbang tanggul darurat, nanti biar karung diisi pasir atau padas, termasuk logistik, jika ada yang mengungsi harus disiapkan," kata Ganjar.
Ahmad Jumali, perangkat Desa Tambakroto, mengatakan bahwa setiap tahun saat musim hujan banjir selalu terjadi karena di tengah jembatan ada tiang penyangga yang berukuran cukup besar. "Adanya tiang tersebut menghambat aliran air dan juga berbagai jenis sampah yang berasal dari daerah di atas," katanya.
Ia mengaku telah mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten Demak untuk merenovasi jembatan tersebut. Namun, kata dia, hingga saat ini belum direspons.