TEMPO.CO, Bandung - Calon Gubernur Jawa Barat, TB Hasanuddin dan pasangannya menjanjikan dana Rp 1 triliun untuk pesantren. Janji tersebut merupakan program yang dijanjikan calon gubernur yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pemilihan kepala daerah 2018.
"Pesantren itu berada di wilayah pedesaan dan ini juga menjadi bagian fokus pembangunan di desa. Ini juga menyangkut kualitas pendidikan kita yang masih rata-rata tujuh tahun sekian, artinya baru kelas 2 SMP, baru di atas Papua,
kata TB Hasanuddin saat menghadiri acara MUI se-Jawa Barat di Bandung, Rabu, 21 Februari 2018.
Baca: Pilgub Jabar, TB Hasanuddin Yakin Didukung Pondok Pesantren
Kata Hasanuddin, fokus perbaikan pesantren diharapkan bisa berimbas kepada pembentukan pendidikan akhlak generasi muda. “Peningkatan kemampuan ustadz dan ustadzah di pesentren ini perlu, karena basic pembentukan sejak jaman dulu, supaya komprehensif harus dengan perbaikan akhlak. Untuk itu kita dorong ke pesantren, sesuai dengan situasi sekarang,” kata dia. Selain sekolah resmi, TB Hasanuddin mengatakan juga menjanjikan akan menggurus madrasah.
Menurut Hasanuddin, dana yang akan diberikan itu salah satunya untuk memberi tambahan penghasilan bagi guru ngaji. Tujuannya mendorong perbaikan kualitas pesantren. "Kita harus bangun pesantren yang berkualiyas, bahkan kami mengusahakan meningkatkan penghasilan tambahan untuk guru ngaji," ujarnya.
Dana itu juga akan digunakan untuk membiayai pembinaan kader ulama yang akan menjadi imam masjid di kecamatan. “Kami akan bekerja sama penuh dengan Majelis Ulama Indonesaia (MUI) Jawa Barat, juga di kabupaten/kota,” kata TB Hasanuddin.
Selain sekolah resmi, TB Hasanuddin mengatakan juga menjanjikan akan menggurus madrasah.
Baca: Pilgub Jabar, TB Hasanuddin Perkenalkan Diri ke Pedagang Pasar
Selain itu, Hasanuddin juga berjanji akan mengaktifkan pos kesehatan pesantren untuk membantu pelayanan Puskesmas. "Saya keliling ke beberapa pesantren, hampir tidak ada lagi di pesantren yang menumbuhkan kemali pos kesehatan pesantren. Ini akan menjadi koneksitas dari layanan kesehatan kepada masyarakat. Dari Poskestren, ke Puskesmas, setelah itu ke rumah sakit daerah," kata dia.
Ia pun menginginkan agar layanan Poskestren terkoneksi dengan biaya perawatan via BPJS Kesehatan. “Uangnya ada. Bisa. Sekarang ini, anggaran Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) itu sekitar Rp 4 triliun untuk Jawa Barat. Kalau dipakai kebutuhan umat, Rp 1 triliun masih logor,” kata Hasanuddin.
Jika nanti terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat, Hasanuddin juga berjanji akan menjadikan MUI sebagia lembaga rujukan untuk dimintai nasihat. Ia juga berjanji nantinya pintu rumahnya akan selalu terbuka untuk ulama. "Saya akan menempatkan MUI menjadi sumber segala sumber buat saya. Saya akan bertanya menurut fatwanya seperti apa," ujarnya.
Dia juga membeberkan janji-janjinya yang lain. Di antaranya, akan menggratiskan biaya pendidikan SMA. “Kami akan mencoba SMA itu digratiskan. Tidak seperti yang sekarang masih ada iuran tambahan,” kata Hasanuddin.
Hasanuddin juga akan membangun sekolah baru, serta penambahan ruang kelas baru. “SMP minimal seribu unit sekolah baru. Uangnya bisa. Dan mungkin tempatnya di tempat yang tanahnya masih murah. Jangan di Bekasi. Itu bisa cukup dengan biaya Rp 3 miliar sampai Rp 4 miliar per bangunan,” kata dia. “Kami juga akan kembangkan ruang kelas baru. Kami targetkan 5 ribu ruang kelas baru. Dengan Rp 120 juta sampai Rp 150 juta, dengan catatan kami harus mau mengontrol setiap rupiah milik rakyat, harus dikembalikan pada rakyat.”
Ia juga bertekad mengurangi jumlah pengangguran. “Di sini, misalnya pengguran 8 persen. Saya ingin di akhir jabatan nanti sudah terpangkas 50 persen. Saya akan pangkas 4 persen saja, karena tidak mungkin (menghapusnya) karena ada pertumbuhan penduduk. Mau tidak mau pengangguran tidak bisa diselesaikan. Dalam 5 tahun, realistis saja, tinggal 4 persen di akhir tahun (jabatan),” tuturnya.
TB Hasanuddin juga tertarik mengembangkan secara luas perikanan air deras yang bisa menjadi penghasilan tambahan bagi petani. “Aliran air bisa dimodifikasi untuk perikanan deras. Dengan 200 meter, bisa membuat 6 jalur. Masa panennya 5 bulan sekali. Hasilnya Rp 7,5 juta, perbulan sama dengan Rp 1,5 juta, itu sama dengan gaji S1 yang mulai bekerja,” kata Hasanuddin.