TEMPO.CO, Mataram - Calon gubernur pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Nusa Tenggara Barat (NTB) nomor urut satu, Moh Suhaili Fadhil Thahir berasal dari lingkungan Pondok Pesantren Athohiriyah Al Fadiliyah Bodak, Lombok Tengah. Bupati Lombok Tengah itu keturunan ketujuh pendiri pesantren yang didirikan Tuan Guru Haji Fadhil Thohir dari istri pertama Hajah Mariah.
Sarjana hukum tamatan Universitas Islam Al Azhar Mataram tahun 2000 ini memulai karir politiknya dari Partai Golkar. Ia anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah sejak belum sarjana, yakni mulai 1992 hingga 1999.
Baca:
Pilkada NTB 2018, Suhaili Bidik Suara Kalangan ... Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil ...
Lelaki kelahiran Lombok Tengah, 31 Desember 1966 ini kemudian menjadi Ketua DPRD NTB sejak 2004, hingga ia Bupati Lombok Tengah periode 2010-2015 dan berlanjut 2015-2020. Pada 2017, ia menerima penghargaan Kepemimpinan Kepala Daerah dari Menteri Dalam Negeri.
Suhaili juga memimpin Partai Golkar. Ia menjabat Ketua DPD Lombok Tengah 2011-2016 dan Ketua DPD Golkar NTB 2016-2021.
“Saya punya banyak kekurangan dan kelemahan dibanding kandidat yang lain,” kata Suhaili Fadhil Thohir kepada Tempo, Jumat malam, 16 Februari 2018. Karena itu, ia menggandeng Muhamad Amin yang menurut dia teruji banyak pengalaman. Amin adalah Wakil gubernur NTB, ketua DPRD Kabupaten Sumbawa sejak 1999 hingga 2009 dari Partai Golkar. Amin lalu menjadi anggota DPRD NTB 2009-2013.
Baca juga:
Mereka yang Berasal dari Dinasti Politik di ...
Demokrat Targetkan Menang di Seluruh Pilkada di NTB
Meski sebagian besar waktunya digunakan untuk berpolitik, masih sempat menikmati hobinya: seni dan olah raga. Hobi itu dijalaninya sejak SMA. Ia gemar bermain bulutangkis. “Saya dijuluki Lius Pongoh.” Lius Pongoh adalah atlet bulu tangkis 1980-an yang memenangi banyak kejuaraan internasional. Selain bulu tangkis, Suhaili juga bermain bola dan sepak takraw.
Ia juga jago menyanyi dangdut. Suhaili pernah rekaman lagu dangdut Sasak berjudul Pituah (Petuah) pada 2008. Suhaili juga membina kelompok musik lokal “Maik Meres” yang berarti “enak nikmat”. ''Menjalani dunia politik itu jangan tegang,'' ujarnya.
Suhaili, ayah empat anak dari dua istri. Ia ingin anak-anaknya tidak menjadi menjadi pegawai negeri. Anak tertua dari istri pertamanya memiliki usaha mebel. Anak kedua berbisnis sambal cengeh yang pemasarannya dibantu Novia Kolopaking, penyanyi 1980-an istri Emha Ainun Najib. Anak ketiga masih SMA dan yang terkecil baru berusia tujuh tahun.
Di Pilkada NTB 2018, Suhaili dan Muhamad Amin akan bertarung dengan Ahyar Abduh (Walikota Mataram) dan Mori Hanafi (Wakil Ketua DPRD NTB dari Fraksi Gerindra), pasangan Zulkieflimansyah (anggota DPR RI dari Fraksi PKS) dan Siti Rohmi Djalilah (Rektor Universitas Hamzanwadi), serta pasangan M. Ali Bin Dachlan (Bupati Lombok Timur) dan Lalu Gede Muhammad Ali Wirasakti Amir Murni (Rektor Universitas Nahdlatul Wathan).