TEMPO.CO Yogyakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Muhammad Sohibul Iman mengatakan partainya menghindari permainan isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) dalam pilkada 2018. Selain itu, kata dia, PKS juga tidak akan mengembangkan kampanye hitam untuk menyerang lawan politiknya.
“Kami tegaskan, kader PKS dilarang menyerang lawan politik dengan black campaigne, menyerang dengan isu SARA," kata Sohibul Iman di sela acara Rembug Legislator Nasional PKS dan Ngaji Budaya di Yogyakarta, Kamis, 15 Februari 2018.
Baca: Pilkada 2018, KPI Keluarkan Surat Edaran untuk Lembaga Penyiaran
Sohibul berujar dalam mengunggulkan jagonya di pilkada, PKS lebih mengedepankan kampanye positif. Jika pihak lawan pernah mempunyai kasus hukum boleh diungkapkan asal bukan fitnah. "Misalnya, calon lawan pernah korupsi. Ungkapkan, itu boleh. Yang penting ada faktanya," kata dia.
Menurut Sohibul menuturkan kampanye positif harus lebih banyak digunakan dalam merebut simpati pemilih. PKS, kata dia, bakal menggunakan minimal 75 persen kampanye positif. Targetnya, kata Sohibul, PKS bisa menang 60 persen dalam pilkada tahun ini. PKS mengikutinya pilkada di 143 daerah.
Simak: Peserta Pilkada 2018, Mantan Menteri hingga Bupati Inkumben
Adapun pada pemilu legislatif 2019, PKS mematok perolehan suara dua digit yaitu 12 persen. "Tahun 2019, PKS mau masuk partai papan atas. Maka kita harus dapat kursi minimal 12 persen. Kalau bisa lebih banyak itu bagus," kata dia.
Ketua Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Jazuli Juwaini mengatakan ada beberapa strategi yang sudah disiapkan PKS untuk meraih target tersebut. "Seluruh anggota mulai sekarang hadir dimasyarakat. Turun ke lapangan. Lebih peduli dan sigap saat rakyat membutuhkan," kata dia.
MUH. SYAIFULLAH