TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Nusantara Kepolisian RI Inspektur Jenderal Gatot Edi Pramono mengatakan sudah menindak pelaku ujaran kebencian menjelang pemilihan kepala daerah 2018.
"Tim cyber kami melakukan cyber patrol, ada yang melakukan ujaran kebencian. Ini kami lakukan penegakan hukum," kata Gatot dalam diskusi Setara Institute di A One Hotel, Jakarta pada Kamis, 8 Februari 2018.
Gatot mengatakan, pelaku baru berjumlah 1-2 orang. Namun, ia berharap angka tersebut tak bertambah. Sebab, satuannya bersama Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) akan melakukan pencegahan politik identitas, yang dapat menimbulkan ujaran kebencian.
Baca: Begini Langkah Satgas Nusantara Dinginkan Suasana Pilkada 2018
Menurut Gatot, penindakan hukum terhadap pelaku ujaran kebencian sebetulnya bukan langkah yang diprioritaskan. Ia mengatakan, soft approach adalah langkah yang utama dalam memberikan pencerahan pada masyarakat guna meminimalisir provokasi isu primordialisme.
Kegiatan soft approach, kata Gatot, sudah dimulai sejak pertengahan Januari 2018. Selain kepolisian di tingkat pusat, Polda dan Polres di sejumlah wilayah yang menyelenggarakan pilkada pun turut menjalankannya.
"Sehingga diharapkan ada kegiatan yang masif dan memberikan pencerahan kepada masyarakat, bagaimana dampak kalau pilkada digunakan isu-isu SARA untuk memperoleh kemenangan," kata Gatot.
Baca: Polri Bentuk Satgas Nusantara untuk Dinginkan Suasana Pilkada
Adapun langkah-langkah yang masuk ke dalam soft approach yaitu melalui manajemen sosial, manajemen media, dan kemitraan. Dalam manajemen sosial, Satgas Nusantara Polri berkoordinasi dengan tokoh-tokoh yang memiliki pendukung dari akar rumput.
"Kami minta beliau bersuara menyampaikan bagaimana pilkada berjalan aman lancar," kata Gatot. Adapun cara penyampaiannya adalah dengan memberikan ruang kepada mereka melalui talkshow di televisi dan radio, membuat tulisan, dan menyampaikan ceramah di tempat ibadah.
"Intinya bagaimana menyuarakan kesejukan-kesejukan supaya kontestasi politik yang menjadi polarisasi masyarakat yang memanas, didinginkan lagi. Sehingga tidak terjadi ledakan-ledakan yang menyebabkan instabilitas," ujar Gatot.
Selanjutnya melalui manajemen media, Gatot menjelaskan bahwa satuannya akan mengoptimalkan penggunaan media massa dan sosial. Misalnya membuat pesan-pesan pendek melalui media sosial, lalu diviralkan agar menjaga pilkada aman, kondusif, dan tidak mencederai persatuan kesatuan.
Sedangkan melalui kemitraan, Satgas Nusantara Polri bekerjasama melakukan kegiatan fisik. "Jika agama Islam melaksanakan istigosah, tabligh akbar, melaksanakan bakti sosial, olahraga bersama. Kalau nonmuslim bersama pendeta-pendeta, pastor-pastor. Kami membantu kegiatan bersifat fisik di daerah yang kami anggap rawan," kata Gatot.