TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko yang terkena operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah bakal calon bupati Jombang di pilkada 2018. Dia mendapat dukungan dari lima partai.
Nyono yang berpasangan dengan Subaidi Muchtar telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Lima partai yang mendukungnya adalah Golkar, PKB, PKS, Nasdem dan PAN.
Sejak kemarin malam, Sabtu, 3 Februari 2018, Nyono masih diperiksa di gedung KPK Merah Putih, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan. Nyono tiba di KPK sekitar pukul 21.15 malam tadi.
Baca juga: OTT Bupati Jombang Nyono Suharli Diduga Soal Dana Kesehatan
Ketika wartawan bertanya tentang persiapannya di pilkada 2018, Nyono malah menjawab bahwa ia tidak sedang ditangkap KPK. "Ini bukan penangkapan," kata Nyono kepada wartawan, Sabtu malam, 3 Februari 2018.
Namun ketika ditanya lebih lanjut maksud pernyataannya, Nyono tidak menjawab dan langsung diarahkan masuk ke ruang pemeriksaan di gedung KPK.
Nyono telah menjabat sebagai Bupati Jombang sejak 24 September 2013. Kala itu, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo melantiknya di Pendopo Kabupaten Jombang.
Pada pilkada 2013, Nyono dan pasangannya, Mundjidah Wahab berhasil memperoleh suara sebanyak 401.576, mengalahkan lawannya, Widjono Soeparno dan Sumrambah yang meraih 234.819 suara dan Munir Alfanani-Wiwik Nuriati dengan 38.039 suara.
Jabatan Nyono sendiri akan berakhir tahun ini. Dan saat ini, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Partai Golkar Jawa Timur itu tengah memulai langkahnya untuk kembali maju sebagai calon bupati pada pilkada 2018.
Di lain sisi, ketika mendengar kabar Nyono terkena OTT, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya atau Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan partainya akan menjatuhkan sanksi kepada Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko jika terbuti korupsi. Golkar masih menunggu keterangan resmi dari KPK soal operasi tangkap tangan terhadap Nyono.
Baca juga: Bawaslu Akan Blokir Akun Penyebar Hoax saat Pilkada
"Jika terbukti benar itu OTT, Partai Golkar akan memberikan sanksi tegas," kata Ace kepada Tempo, Sabtu, 3 Februari 2018.
Seperti diketahui, Partai Golkar saat ini sedang berusaha mencitrakan diri sebagai partai bersih. Ini dilakukan setelah Ketua Umum Partai Golkar sebelumnya, Setya Novanto terjerat kasus korupsi.
Partai Golkar, kata Ace, telah menginstruksikan seluruh kadernya untuk menjauhi hal-hal yang berkaitan dengan tindak korupsi. 'Jika benar informasi soal OTT Pak Nyono, kami sangat prihatin," ucap dia.