TEMPO.CO, Semarang - Pasangan bakal calon kepala daerah dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah Sudirman Said-Ida Fauziyah ingin memecahkan mitos bahwa Jateng adalah kandang banteng. Sebutan itu tak lain untuk kondisi Jateng yang terkenal menjadi basis pertahanan kekuatan partai berlambang banteng, PDI Perjuangan.
"Saya tidak nyaman Jawa Tengah disebut kandang banteng. Jawa Tengah harus dikembalikan pada martabatnya sebagai tempat manusia yang seutuhnya, yang berbhineka tunggal ika," kata Sudirman di Semarang pada Ahad, 28 Januari 2018.
Baca: Sudirman Said Kunjungi Eks Wagub Jawa Tengah, Ini Nasihatnya
Dalam perjalanan politik di Jawa Tengah, PDI Perjuangan memenangkan pilgub Jateng selama tiga kali berturut-turut. PDIP juga memiliki 17 kepala daerah dari 35 daerah di Jateng. Dari fakta tersebut, Jateng kerap dijuluki sebagai kandang banteng.
Mantan Menteri ESDM tersebut mengatakan, kondisi di Jateng masih jauh dari keadilan sosial. Angka kemiskinan masih menjadi manuver untuk Sudirman mengajak masyarakat Jateng menuju perubahan.
Baca: PKS Sebut Keunggulan Sudirman-Ida: Nasionalis dan Religius
"Kemiskinan di Jateng sangat tinggi ya, akhir 2017 mencapai 13,58 persen, atau 4,577 jiwa. Ada 15 daerah masuk zona merah kemiskinan. Itu artinya 20 persen penduduk di 15 daerag hanya mampu menghidupi dirinya dengan biaya dibawah Rp10.000 perhari," ujar Sudirman.
Jika tak menginginkan perubahan, kata Sudirman Said, maka masyarakat akan memilih petahana. "Namun jika menghendaki perubahan, masyarakat pasti memilih pemimpin baru," kata dia. Dalam pilgub Jateng, Sudirman-Ida akan melawan pasangan petahana, Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen.