TEMPO.CO, Semarang - Pasangan calon kepala daerah Jawa Tengah Sudirman Said-Ida Fauziyah diminta tidak menyakiti hati rakyat bila kelak memenangi pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Tengah. Pasangan yang akan berlaga di Pilgub Jateng 2018 tersebut juga diminta untuk tidak memberi janji yang muluk-muluk.
"Kalau sudah jadi pemimpin harus bisa menata hati masyarakat. Senangkah hatinya. Buat mereka cukup makan, dan berikan rasa adil," kata pengasuh Pondok Pesantren Girikusumo, KH Munif Zuhri, saat mengisi pengajian di Ponpes Girikusumo, Mranggen, Demak, Kamis malam, 25 Januari 2018.
Baca Juga:
Baca juga: Sudirman Said Kunjungi Eks Wagub Jawa Tengah, Ini Nasihatnya
Jargon kampanye yang digunakan pasangan Sudirman-Ida, kata kiai yang biasa disapa Mbah Munif itu, harus direalisasikan. Jargon tersebut adalah 'Ngancani, Ngladeni, Ngayomi'. Sudirman-Ida harus memperhatikan rakyat kecil, dekat dengan suara masyarakat, serta berpihak kepada kepentingan hajat hidup orang banyak.
"Jangan lukai hati mereka dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada hajat hidup rakyat kecil," lanjut Mbah Munif.
Dia juga berpesan agar dalam kampanye, Sudirman-Ida tidak terlalu menjanjikan sesuatu yang muluk-muluk. Yang terpenting janji tersebut dilaksanakan. Jangan sampai janji yang sudah diucapkan tidak ditunaikan.
Sebelumnya, saat menghadiri pelantikan Lebaga Eksekutif Mahasiswa UIN Walisongo, Sudirman mengungkapkan akan berkomitmen menjadi pemimpin yang jujur. Salah satunya yakni tidak menjadikan praktik politik uang sebagai salah satu jalan menempuh kemenangan.
"Kalau ada yang bilang soal money politics, itu hanya orang yang mau main dengan money politics. Menurut saya, masyarakat Jateng akan menghargai kejujuran," kata Sudirman.
Baca juga: Kader NU Bersaing di Pilkada, Komunitas NU Banyumas Pilih Netral
Menurut mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu, politik uang lama-lama akan ditolak karena praktik tersebut adalah jebakan dalam politik yang kotor. Ia juga menyatakan dalam berkampanye menghadapi rivalnya, yakni Ganjar Pranowo dan Taj Yasin, tidak akan menggunakan cara kotor.
"Hasil politik uang, akan menghasilkan kepala daerah yang ujungnya mencuri uang rakyat juga," kata Sudirman. Menurutnya, banyak kepala daerah yang ditangkap KPK karena mengambil uang. "Saya ingin menghadirkan pemimpin yang jujur dan kompeten, dan tidak membuat malu rakyatnya," ujar Sudirman.