TEMPO.CO, Batam - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin membantah adanya politik dinasti di provinsi yang dipimpinnya. Ini terkait dengan pencalonan anak Alex Noerdin yang akan ikut pilkada gubernur Sumatera Selatan.
"Ini bukan disnati. Kalau dinasti, sejak belum lahir sudah jadi raja. Ini melalui pilkada," kata Alex Noerdin seusai menghadiri penyerahan hasil evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Batam, Kepulauan Riau, Kamis, 25 Januari 2018.
Baca juga: Keluarga Inkumben di Pilkada 2018, Politik Dinasti Dianggap Biasa
Putra pertama Alex, Dodi Reza, mendaftar sebagai bakal calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel 2018.
Alex menyatakan penetapan gubernur melalui pemilihan oleh masyarakat sehingga tidak bisa dinyatakan sebagai dinasti. "Ini pilihan rakyat. Kalau kalah, tidak terpilih," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Alex menyatakan yakin anaknya memiliki kompetensi menjadi kepala daerah. Sebelum memutuskan untuk maju dalam pilkada, Dodi juga sudah berdiskusi dan berkonsultasi dengan dirinya.
Baca juga: Pilkada 2018, Bawaslu Perketat Pengawasan Daerah Dinasti Politik
"Kalau dia tidak kompeten, saya yang paling duluan melarang. Kalau saya tidak yakin kometensinya, saya larang," kata Alex. Ia juga membantah akan adanya konflik kepentingan bila anaknya ikut dalam pilkada.
Dodi Reza kini menjabat sebagai Bupati Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dalam pemilihan gubernur Sumatera Selatan 2018, dia berpasangan dengan Giri Ramanda N. Kiemas (Ketua DPRD Provinsi Sumsel). Pasangan ini didukung koalisi Partai Golkar, PDI Perjuangan, dan PKB.