TEMPO.CO, Tulungagung -Dua kali kalah mengusung Khofifah Indar Parawansa menjadi gubernur Jawa Timur membuat Fatayat NU banting setir. Badan otonom perempuan Nahdlatul Ulama ini mendukung Saifullah Yusuf sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018.
Ketua Pengurus Cabang Fatayat NU Tulungagung Nihayatus Sholihah mengatakan keputusan untuk mendukung Gus Ipul, panggilan Saifullah, sebagai calon gubernur ini sudah melalui ikhtiar politik panjang. Keputusan ini juga disebutnya sejalan dengan sikap PWNU Jawa Timur dan para kiai. ”Kami realistis saja,” kata Niha saat dihubungi Tempo, Kamis 18 Januari 2018.
Baca:
Mensos Khofifah Indar Parawansa Ajukan ...
Idrus Marham Jadi Menteri Sosial Gantikan Khofifah
Melalui persetujuan mayoritas anggota Fatayat Tulungagung, Niha menetapkan dua sikap politik dalam pemilihan gubernur dan bupati Tulungagung. Selain mendukung pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno dalam pemilihan gubernur, Fatayat Tulungagung juga mendukung pasangan Syahri Mulyo dan Maryoto Birowo dalam pemilihan bupati.
Keputusan mendukung calon inkumben ini, kata Niha, didasarkan pada pengalaman kerja mereka selama ini. Fatayat tidak ingin momentum pemilihan kepala daerah ini seperti membeli kucing dalam karung, tanpa mengetahui kapasitas dan komitmen mereka. Di Jawa Timur dan Kabupaten Tulungagung, kepemimpinan Gus Ipul dan Bupati Syahri Mulyo telah terbukti berjalan sesuai keinginan masyarakat.
Alasan lain bagi Fatayat untuk memilih Gus Ipul adalah kepribadiannya yang supel dan tawadu’ kepada kiai. Di mata Niha, kepatuhan seorang pejabat atau pemimpin kepada kiai merupakan modal utama menjalankan pemerintahan yang amanah. “Gus Ipul itu tawadu’ (patuh) kepada kiai,” kata Niha.
Baca juga:
Temui JK, Khofifah Pamit Ikut Pemilihan ...
Terima Rekomendasi Pilgub Jatim, Khofifah-Emil ...
Dia berharap sikap politik Fatayat ini tidak akan menjadi pro-kontra dan menimbulkan gesekan di akar rumput, terutama dengan organisasi badan otonom NU lain seperti Muslimat. Apalagi dalam dua pemilihan gubernur sebelumnya Fatayat setia mendukung Khofifah yang pernah empat kali memimpin Muslimat yang juga organisasi otonom dalam NU itu meski harus menelan kekalahan hingga dua kali. Niha sendiri kala itu menjabat sekretaris relawan tim pemenangan Khofifah untuk wilayah Kabupaten Tulungagung.
Namun untuk pemilihan ketiga kali ini, Fatayat Tulungagung memilih bersikap lebih rasional dan mencari calon yang berpeluang menang. Niha berharap agar kerukunan yang selama ini terjalin antara Fatayat dengan Muslimat tak terusik atas pilihan politik ini. “Kelak Fatayat juga yang akan menggantikan Muslimat,” katanya.
Simak: Foto Khofifah-Emil, Sekretaris Demokrat Jatim ...
Keputusan Fatayat ini sejalan dengan keputusan organisasi badan otonom NU lain seperti Banser. Barisan Ansor Serbaguna bahkan lebih dulu mengumumkan sikap untuk mendukung Gus Ipul sebagai calon gubernur dan Syahri Mulyo sebagai calon Bupati Tulungagung. Sikap ini diumumkan langsung oleh Komandan Satkornas Banser Alfa Isnaeni di Tulungagung beberapa waktu lalu. “Kami akan selalu mendukung kader sendiri,” kata Alfa.
Sikap berbeda justru dilakukan Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Tulungagung yang menolak berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Tulungagung. Meski PKB dan PDIP memiliki calon sama di Pilkada Jawa Timur, namun PKB Tulungagung memilih mendukung Margiono bersama delapan partai politik lain. Sementara PDI Perjuangan mengusung pasangan inkumben Syahri Mulyo – Maryoto Birowo dalam Pilkada Tulungagung.