TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur memanggil La Nyalla Matalitti untuk didengar keterangannya pada Senin 15 Januari 2018. Ketua Kamar Dagang Indonesia dan Industri Jawa Timur itu mengaku dimintai duit sebesar Rp 40 miliar oleh Prabowo Subianto untuk dana saksi dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Menurut Rahmat Bagja, anggota Bawaslu Pusat, selain meminta keterangan La Nyalla, Bawaslu Jawa Timur juga akan meminta bukti soal pernyataan La Nyalla. Selanjutnya dari pemanggilan La Nyalla, Bawaslu juga akan menindak lanjuti dengan memanggil Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. " Jika tidak ada bukti, malu juga kami panggil Pak Prabowo," kata Rahmat usai menghadiri sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Januari 2018.
BACA: Gerindra Ingatkan La Nyalla, Sensitif Jika Sentuh Nama Prabowo
Namun mantan Ketua Umum PSSI ini memilih tak menghadiri panggilan Bawaslu hari ini. Kepada Tempo yang menghubunginya, Minggu 14 Januari 2018, La Nyalla memilih menghadiri acara di luar kota. " Saya tak bisa hadir," kata La Nyalla.
Menurut La Nyalla, , Bawaslu seharusnya melakukan konfirmasi kepada kedua belah bihak yaitu dirinya dan Prabowo. “Kalo Bwaslu ragu-ragu untuk panggil Prabowo ya sudah jangan dipanggil. Dan saya juga jangan dipanggil. Yang namanya konformasi kan harus dari kedua belah pihak,” kata La Nyalla.
BACA: Alumni 212: Konflik La Nyalla dan Prabowo Tak Terkait Kami
La Nyalla mengatakan dirinya sedang mengumpulkan bukti. Saat ini, kata La Nyalla, dirinya memang sedang memberikan ruang pada Partai Gerindra untuk mengelak soal kasusnya.
“Ini masih pembukaan. Pengungkapan soal iniakan berlangsung panjang. Sampai sekarang saja saya sudah keluar Rp 5,9 miliar ditambah 1 miliar untuk mencari fakta soal ini,” kata La Nyalla.
RIANI SANUSI PUTRI