TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menyampaikan alasan partainya mengusung Djarot Saiful Hidayat untuk maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Menurut dia, munculnya nama Djarot karena mempertimbangkan kekecewaan masyarakat Sumatera Utara selama ini.
"Hampir semua gubernur-gubernurnya tidak tuntas masa jabatannya berkaitan dengan masalah korupsi dan transparansi," katanya.
Baca juga: Cerita Megawati Tunjuk Djarot Saiful untuk Pilgub Sumut
Dua pemimpin daerah Sumatera Utara memang sempat terjerat kasus korupsi. Gubernur Sumatera Utara pada 2011-2015, Gatot Pujo Nugroho, divonis hukuman 6 tahun penjara karena terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi pada penyaluran dana bantuan sosial (bansos) dan hibah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 dan 2013.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara pada 2008-2011, Syamsul Arifin, divonis hukuman 2,5 tahun penjara karena terbukti menyalahgunakan wewenangnya untuk memperkaya diri sendiri saat menjadi Bupati Langkat periode 1999-2004 dan 2004-2008.
Atas pengalaman Djarot memimpin sebagai Wali Kota Blitar dan Gubernur DKI Jakarta, Andreas menganggap Djarot adalah pilihan yang tepat. "Masyarakat Sumut membutuhkan pemimpin yang kapabel dalam mengurus pemerintahan," katanya.
Baca juga: Skenario Pilgub Sumut: Djarot, Edy Rahmayadi dan Tengku Erry
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memutuskan menetapkan Djarot Saiful Hidayat sebagai calon gubernur untuk maju dalam Pilgub Sumut. Meski sudah diumumkan pada, 4 Januari 2018, pendeklarasikan Djarot akan disampaikan pada Minggu, 7 Januari 2018, bersamaan dengan deklarasi kandidat calon gubernur pilihan PDIP dari provinsi lain.
Simak: Usai Salat Jumat, Djarot Minta Jemaah Ini Doakan Ahok