TEMPO.CO, Mataram - Bursa pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juni 2018 mendatang, mulai menghangat. Jum'at 5 Januari 2018 sore ini pasangan Moh. Suhaili FT (Bupati Lombok Tengah/Ketua DPD Golkar NTB) dan Muhammad Amin (Wakil Gubernur NTB/Ketua DPD Nasdem NTB) resmi diusung Partai Kebangkitan Bangsa dan koalisi partai lainnya.
Sehari sebelumnya, Kamis 4 Januari 2018, pasangan Ahyar Abduh (Walikota Mataram/ex Golkar) dan Mori Hanafi (Wakil Ketua DPRD NTB/Gerindra) yang telah lama diusung oleh Gerindra, resmi diusung oleh PDIP. Nama mereka diumumkan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri di kediamannya di Jl. Teuku Umar, Jakarta.
Pasangan pertama yang diumumkan tepat pada Senin 1 Januari 2018 lalu adalah Zulkieflimansah (Anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera dari daerah pemilihan Banten yang juga Rektor Universitas Teknologi Sumbawa) dan Sitti Rohmi Djalilah (Rektor Unviersitas Hamzan Wadi Pancor/kakak kandung Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi).
Baca juga: Begini Pemilihan Gubernur NTB Lima Tahun Lalu
Namun tiga pasangan ini tampaknya belum final. Diperkirakan akan menyusul pasangan calon dari jalur independen yakni Ali Bin Dahlan (Bupati Lombok Timur) - Tuan Guru Haji Lalu Gde Wirasakti (Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Anjani) yang menunggu selesainya verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum NTB.
Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Bambang Mei Finarwanto alias Didu, yang diwawancarai pada Jum'at 5 Januari 2018 malam, menilai pemilihan gubernur (PilGub) NTB ini akan menempatkan sosok pendatang baru yakni paket Zulkieflimansyah - Siti Rohmi Djalilah melawan tiga politikus yang memiliki rekam jejak memenangkan pemilihan kepala daerah kabupaten/kota di NTB pada era sebelumnya.
Sekretaris M16, Lalu Athari Fathullah, mengatakan paket Zul Rohmi yang diusung koalisi ramping Partai Demokrat dan PKS, memang merupakan wajah baru dan belum memiliki pengalaman dalam pilkada sebelumnya seperti tiga tiga calon lain. "Wajar jika Zul Rohmi diprediksi sulit memenangkan pemilihan Gubernur ini," katanya. Meskipun demikian, menurut Athar, paket Zul Rohmi tidak boleh dipandang sebelah mata karena memiliki kekuatan dan pesona dengan latar belakang politik berupa dukungan Demokrat, PKS dan Jamaah Nahdlatul Wathan Pancor yang kuat. "Itulah modal suara Zul Rohmi yang riil dan konkrit dalam memenangi PilGub NTB," katanya.
Baca Juga: Ini Pernyataan Gubernur NTB soal Keberagaman Indonesia
Lebih jauh Athari mengatakan yang tidak boleh dianggap enteng yakni posisi pribadi Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi yang sehari-hari dijuluki Tuan Guru Bajang (TGB). Dia tentu akan bahu membahu memenangkan Zul Rohmi. Sebagai kreator politik yang mendesain munculnya paket Zul Rohmi, kata dia, TGB pasti memiliki kalkulasi politik yang cerdas. "Selain mewakili Lombok Sumbawa , paket Zul Rohmi dihajatkan pula meraih suara perempuan dan pemilih milenial," kata Athar.