TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan Partai Amanat Nasional (PAN) merestui pilihannya untuk menggaet wakil dari kalangan profesional untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Bogor 2018. Bima menjatuhkan pilihannya kepada Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Dedie A. Rachim.
"Respons partai sangat positif," kata Bima saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 30 Desember 2017. Menurut Bima, DPP PAN telah membahas pilihannya menggandeng wakil non-partai untuk maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Bogor 2018.
Baca: Pilkada Bogor, Ini Alasan Bima Arya Pilih Direktur KPK Jadi Wakil
Hasilnya, DPP PAN menyetujui keinginan Bima. "Pembahasan di DPP menyetujui opsi untuk memilih sosok netral profesional bagi wakil saya," kata Bima.
Bima mengatakan dia tak memilih wakil berdasarkan latar belakang, apakah dari partai politik atau kalangan profesional. Sebab, Bima berfokus melihat personal individu yang diliriknya.
Menurut Bima, Dedie memiliki tiga kriteria yang bisa melengkapinya bila terpilih memimpin Bogor. Pertama, Bima menganggap Dedie mencintai Bogor. Inilah nilai utama yang harus dimiliki calon pemimpin Bogor.
Baca: Dedie A. Rachim, Direktur KPK yang Maju Pilkada Bersama Bima Arya
Kriteria kedua, yakni sikap Dedie yang santun dan bersahaja. Sikap seperti ini juga penting agar Dedie bisa diterima seluruh masyarakat Bogor.
Adapun kriteria ketiga berhubungan dengan kinerja Dedie. Bima menilai, Dedie merupakan sosok pekerja keras yang lurus, profesional, dan berintegritas. Dedie pun dianggap memahami betul permasalahan pemerintahan daerah karena kerap berinteraksi dengan pemerintah daerah.
Dedie mengakui bahwa Bima Arya yang menawarkan langsung kursi Wakil Wali Kota Bogor kepadanya. Dedie menerima tawaran itu, sehingga dia mengundurkan diri sebagai direktur PJKAKI KPK pada 27 Desember 2017.