TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menggandeng Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar-komisi dan Instansi (PJKAKI) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Dedie A. Rachim, sebagai calon wakilnya dalam pilkada Kota Bogor 2018.
Menurut Dedie, Bima Arya sendirilah yang menawarkan posisi wakil wali kota itu kepadanya. "Perjalanan masih panjang. Doakan ya," kata Dedie saat dihubungi Tempo, Jumat, 29 Desember 2017.
Baca: Jadi Calon Wakil Wali Kota Bogor, Direktur KPK Mengundurkan Diri
Menurut Dedie, Bima Arya adalah tokoh muda yang energetik, berani, dan berwawasan luas. Kepemimpinannya pun dinilai cukup berhasil di banyak bidang. Misalnya, prioritas terhadap ketersediaan sarana publik, seperti pembangunan taman dan trotoar. Selain itu, ada perbaikan yang bertahap dan berkelanjutan untuk transportasi publik.
Dalam pemberitaan Tempo sebelumnya, Bima Arya akan mendatangkan 160 bus tahun depan. Sebab, ia berencana mengurangi penggunaan kendaraan roda dua dan pribadi dengan mengganti kendaraan angkutan perkotaan dengan bus.
Simak: Bima Arya Terima Wali Kota Entrepreneur Award 2017
Meski begitu, masih ada hal mendasar lainnya yang menurut Dedie perlu diperbaiki. "Artinya bersama-sama berusaha mewujudkan harapan-harapan yang ada di masyarakat," ujarnya.
Jika terpilih, menurut Dedie, tugasnya sebagai wakil wali kota akan lebih berat ketimbang bekerja di KPK. Sebab, cakupan permasalahannya lebih luas dan tak sekadar soal korupsi. Dedie melihat ada tantangan baru saat terjun ke dunia politik. "Pasti lebih berat daripada saat di KPK," ujarnya.
Lihat: Bima Arya Keliling Gereja Pastikan Malam Natal Aman
Dedie bekerja di KPK sejak 2005. Ia menjabat fungsional madya yang mengurusi promosi, kampanye, komunikasi media dan pencegahan korupsi dari 2005-2009. Setelahnya, Dedie menjadi Direktur Pendikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) pada 2009-2015, pelaksana harian deputi bidang pencegahan dari Maret-Juni 2015, dan Direktur PJKAKI sejak 2015-2017.