TEMPO.CO, Jakarta- Usai menerima surat keputusan penetapan sebagai calon gubernur Jawa Timur dari Partai Golkar, Menteri Khofifah Indar Parawansa akan bertemu Partai Persatuan Pembangunan. Khofifah mengatakan PPP kemungkinan menjadi partai berikutnya yang menyerahkan surat pencalonan kepada dirinya dan Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak.
"Mungkin sebetulnya hari ini bisa, tadi malam juga kami sudah ketemu, tapi saya punya tugas ke NTB," kata Khofifah di kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta pada Rabu, 22 November 2017.
Baca: Dampingi Khofifah, Emil Dardak Akan Dipecat PDIP
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani ketika dikonfirmasi membenarkan pertemuan tersebut. Namun, kata Arsul, PPP akan mendeklarasikan dukungan resmi partai kepada Khofifah pada awal Desember nanti.
"Soal deklarasi pengusungan ini PPP merencanakan di awal Desember bersamaan dengan satu kegiatan PPP di Surabaya," kata Arsul kepada Tempo.
Ihwal bakal calon wakil gubernur Khofifah, Arsul mengatakan PPP menyerahkan pada Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama itu dan para kiai serta ulama Jawa Timur. Arsul mengatakan PPP tak keberatan dengan terpilihnya Emil sebagai pendamping Khofifah. "Karena posisi PPP tidak ajukan cawagub maka tentu PPP tidak keberatan soal Emil, sepanjang seluruh parpol lainnya juga oke," kata Arsul.
Baca: Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak Resmi Diusung Golkar
Arsul mengatakan, PPP telah meminta Khofifah untuk berkomunikasi dengan seluruh partai pengusung. "PPP meminta KIP (Khofifah) tadi sore agar segera komunikasi kembali dengan Nasdem agar soal Emil ini menjadi kesepakatan bulat," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johny G. Plate juga menyatakan partainya menyerahkan ihwal cawagub kepada Khofifah. Dalam sambungan telepon kepada Tempo, Johny meminta Emil memperjelas soal posisinya sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Keputusan Emil maju mendampingi Khofifah memang menuai kekecewaan dari PDIP yang mengusungnya pada pilkada Trenggalek 2015.
Terkait posisi Emil dan kekecewaan PDIP ini, Arsul menyerahkannya kepada kedua pihak tersebut. "Saya kira soal Emil dengan PDIP biarlah diselesaikan antara yang bersangkutan dengan PDIP," kata dia.