Usung Wayan Koster di Pilgub Bali, Mega: Ganjil Kalau PDIP Kalah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri mewanti-wanti partainya agar memenangkan pemilihan gubernur Bali 2018. Menurut dia, merupakan hal ganjil bila PDIP sampai kalah di Bali, daerah yang dikenal sebagai salah satu basis partai berlambang banteng ini.

Dalam Pilgub Bali 2013, pasangan A.A. Ngurah Puspayoga-Dewa Sukrawan yang diusung PDIP kalah. Mereka takluk melawan duet I Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, dan tujuh partai lainnya.

Baca: PDIP Usung I Wayan Koster dan Cok Ace di Pilgub Bali 2018

"Bagi saya aneh karena waktu lima tahun yang lalu Bali dapat bergeser ke tangan orang lain," katanya saat memberi sambutan dalam acara deklarasi calon Gubernur Bali di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Sabtu, 11 November 2017.

Kekalahan PDIP lima tahun lalu di Bali dijadikan Megawati sebagai bahan evaluasi dalam mengambil keputusan. Sebabnya, dalam menentukan jago PDIP kali ini, Mega tidak lagi fokus pada popularitas si calon saja, melainkan memperhatikan pula elektabilitasnya di kalangan generasi muda.

Simak: Pilkada Serentak 2018, PDIP Umumkan Calon Gubernur Bali Sabtu Ini

Menurut Presiden Republik Indonesia ke-5 itu, jumlah pemilih muda kali ini sangat tinggi. "Kalau orangnya sudah dikenal secara umum, lalu bagaimana kalangan mudanya? Insya Allah  dari ini bisa mengalami kemenangan," ucapnya.

Mega mengaku kerap takut bila menyaksikan pemberitaan sejumlah partai telah mendeklarasikan jagoannya dalam pemilihan kepala daerah tahun depan. "Wah saya mulai ciut saja. Tapi saya tetap berpegang sebagai ketua umum, kemenangan ini bukan untuk orang itu tapi untuk PDIP," tuturnya.

Dalam Pilgub Bali 2018, PDIP telah memutuskan akan mengusung mengusung pasangan I Wayan Koster dan Tjokorda Artha Ardana alias Cok Ace sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali 2018. Koster saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI, adapun Cok Ace dikenal sebagai seniman dan ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Bali.