TEMPO.CO, Jakarta - Tak ingin dicurangi atau dizalimi penyelenggara pilkada maupun lawan politik, para pendukung Khofifah Indar Parawansa dibekali doa khusus. Doa ini diberikan pengasuh Pesantren Amanatul Ummah, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, KH Asep Syaifuddin Chalim.
“Doa ini saya ijazahkan (berikan) dan silakan dibaca. Semoga kita selamat dari orang-orang yang menzalimi kita,” kata Kiai Asep saat memberikan sambutan setelah istighosah, Sabtu petang, 4 November 2017.
Ia berharap penyelenggara maupun peserta dalam Pilkada Jawa Timur 2018 nanti bisa profesional dan jujur atau tidak curang. “Kita doakan semoga KPU di seluruh Indonesia utamanya di Jawa Timur diberi hidayah Allah dan jika mereka ada yang curang maka hidupnya akan berantakan,” ujarnya.
Baca juga: Maju di Pilgub Jatim, Khofifah Mulai Galang Dukungan Muslimat NU
Doa tersebut adalah doa yang disebut dengan hizib nashar atau doa pertolongan. “Doa ini digunakan oleh para kiai-kiai NU dulu untuk mengusir penjajah dari Indonesia,” katanya. Doa tersebut merupakan doa yang diwasiatkan dari para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah. “Saya minta sebelum membaca hizib nashar ini agar membaca surat Fatihah tujuh kali,” ujarnya.
Usai istighosah, Kiai Asep membacakan doa hizib nashar dan diamini Khofifah bersama ribuan jemaah anggota Muslimat NU yang hadir. “Kami doakan semoga Bu Khofifah jadi pemimpin Jawa Timur yang barokah dan bermanfaat,” ujarnya. Doa hizib nashar itu ditulis dalam selebaran dan dibagi ke para jemaah istigasah. “Silakan diperbanyak dan disebarluaskan,” kata Kiai Asep.
Baca juga: Soekarwo Ingin Pasangan Khofifah dari Demokrat, Apa Kata Kiai?
Di depan ribuan jemaah anggota Muslimat NU, Khofifah menyatakan keseriusannya akan maju dalam Pilgub Jatim 2018. “Saya minta doa ibu-ibu semua insya Allah saya akan maju dalam Pilgub 2018,” katanya.
Mengapa ia kembali mencalonkan sebagai gubernur untuk ketiga kalinya setelah gagal di Pilgub 2008 dan 2013? Menurutnya, niatnya adalah mengabdi pada masyarakat. “Niat saya menata agama dan mengelola negara. Kalau mengelola negara belum mampu, ya mengelola di bawahnya (provinsi),” ujarnya.
ISHOMUDDIN