TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Bupati Trenggalek yang baru saja terpilih dalam pilkada serentak 9 Desember lalu, Mochammad Nur Arifin, ternyata di-drop out Universitas Airlangga, Surabaya.
Wakil bupati termuda di Indonesia berusia 25 tahun pada April 2016 itu mengaku di-DO karena tidak menyelesaikan kuliahnya. "Saya di-DO oleh Unair," katanya ketika dihubungi Tempo, Rabu, 30 Desember 2015.
Menurut Arifin, surat DO diterimanya saat sibuk melakukan persiapan kampanye pilkada Trenggalek. Surat itu disimpannya di rumah. Dia menempuh kuliah strata-1 di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair.
Alasan Arifin di-DO adalah tidak lulus dua mata kuliah, yaitu Dasar Metodologi Penelitian dan Statistik Bisnis.
Selain itu, dia kerap tak mengikuti ujian akhir semester karena terkena sanksi administrasi lantaran sering bolos kuliah. "Saya sering bolos karena mengurus bisnis alat-alat rumah tangga," ucap Arifin sembari mengakui kesalahannya karena tidak mengurus cuti kuliah.
Lantaran tak bisa meraih gelar sarjana, Arifin hanya mengantongi ijazah sekolah menengah atas. Namun dia kerap diundang sebagai pembicara di beberapa universitas di Surabaya. Topik yang sering dibahasnya berkaitan dengan mengembangkan dunia wirausaha. "Saat diundang begitu, saya ingin kuliah lagi," ujar Arifin.
Bagi Arifin, pendidikan sangat penting dan yang paling utama bagi masyarakat. Gelar akademis, menurut dia, adalah sesuatu yang sangat penting.
Dalam pilkada Trenggalek, Arifin berpasangan dengan suami artis Arumi Bachsin, Emil Elistianto Dardak. Pasangan Emil-Arifin memenangi pemilihan setelah mendapat 292.248 suara atau 76,28 persen. Sedangkan rivalnya, pasangan Kholiq-Priyo Handoko, hanya mendapat 90.840 suara atau 23,8 persen.
EDWIN FAJERIAL