TEMPO.CO, Makassar - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti menyatakan akan mengerahkan personel kepolisian tambahan untuk mengamankan sejumlah pemilihan kepala daerah di empat provinsi yang masuk zona merah. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan jajaran kepolisian daerah maupun kepolisian resor tidak cukup mampu mengatasi potensi konflik.
"Yang ada bantuan (personel) dari pusat itu ialah Papua, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku. Kalau di Sulawesi Selatan, ada sekitar empat daerah rawan, tapi belum perlu ada perkuatan dari pusat. Kan masih bisa ditangani Polda Sulawesi Selatan dan Barat serta Polres yang tidak menggelar pilkada untuk membantu (pengamanan)," kata Badrodin, di Makassar, Selasa, 24 September.
Berdasarkan pemetaan kerawanan di 200 daerah yang menggelar pilkada serentak, Badrodin mengatakan banyak daerah yang masuk zona merah. Karena itu, ia memperingatkan semua pihak untuk bersinergi mengantisipasi terjadinya potensi konflik.
Di hadapan ratusan unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida) kabupaten/kota lingkup Sulawesi Selatan, Badrodin menyampaikan semua komponen yang berkaitan dengan penyelenggaraan pilkada harus menyadari bahwa mereka adalah representasi negara.
"Saudara adalah representasi (negara). Gagal satu, maka gagal negara. Makanya, harus berusaha semaksimal mungkin agar lancar tanpa gangguan dan aman," ujar pria asal Jawa Timur itu.
Badrodin mengakui tantangan mengawal pilkada serentak cukup berat mengingat pesta demokrasi itu tidak mengenal putaran kedua. Kondisi itu berpotensi membuat kandidat melakukan segala cara untuk menang.
Bisa jadi kandidat akan menempuh cara kotor, mulai dari politik uang, kampanye negatif, sampai memanipulasi suara. Karena itu, Badrodin mengajak semua pihak, mulai KPUD, panwaslu, kepolisian, TNI, hingga pemerintah setempat mesti bersinergi mengantisipasinya.
TRI YARI KURNIAWAN