TEMPO.CO, SURABAYA - Tim pemenangan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya,Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana akhirnya tidak mengambil jatah waktu kampanye akbar yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya pada hari ini, Minggu, 22 November 2015.
Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP yang harusnya hadir, berhalangan datang dan sebagai gantinya, Mega mengutus Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto untuk menemui ratusan tim pemenangan di Kantor Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kota Surabaya, Minggu, 22 Nopember 2015. “Saya ingin menyampaikan salah hormat dari Ibu Mega, beliau berpesan supaya melakukan kampanye door to door saja,” kata Hasto kepada ratusan tim pemenangan Risma-Whisnu.
Model kampanye semacam ini, menurut Hasti, merupakan model untuk lebih banyak berdialog langsung dengan masyarakat, sehingga Megawati mengisyaratkan Risma-Whisnu untuk lebih banyak mendatangi warga. Bukan malah sebaliknya warga yang mendatangi pasangan calon.
Bahkan, model ini dinilai lebih efektif untuk mendengarkan keinginan warga Surabaya untuk ditindaklanjuti apabila nantinya dipercaya lagi menjadi wali kota dan wakil wali Kota Surabaya. "Belajarlah bagaimana mendengar suara rakyat itu,” kata dia.
Menurut Hasto, Megawati juga berpesan supaya mesin partai atau pun tim pemenangan pasangan Risma-Whisnu terus bergerak hingga akhir proses Pilkada Surabaya, walaupun secara survei posisi Risma-Whisnu sangat menggembirakan dan tidak terkalahkan hingga saat ini.
Sayangnya, ia enggan menyebutkan secara pasti hasil survie internal PDIP tentang popularitas pasangan Risma-Whisnu. "Yang pasti, tidak boleh lengah, mesin partai harus tetap bekerja mengawal pilkada sejak awal hingga hari pencoblosan, bahkan sampai proses penghitungan suara selesai," katanya.
Melalui cara itu, lanjut dia, maka Pilkada Surabaya diharapkan menjadi 'benchmarking' bagi daerah-daerah lain yang calon kepala daerahnya diusung oleh PDIP, karena dia yakin kader PDIP akan selalu semangat bergotong royong untuk memenangkan pasangan calonnya masing-masing. “Jadi, kerja mesin partai harus lebih dimaksimalkan, supaya nanti hasil coblosan juga bisa maksimal seperti yang diharapkan,” ujarnya.
Sementara itu, Calon wali kota Surabaya, Risma, yang ikut hadir pada acara tersebut, nampak serius mendengarkan pesan Megawati itu, bahkan sesekali dia mengumbar senyumnya sebagai tanda bahwa pencalonannya itu diperhatikan oleh DPP PDIP. “Kedatangan Pak Hasto ini memastikan bahwa pencalonan kita diperhatikan oleh DPP PDIP,” kata Risma kepada ratusan kader yang semuanya berbaju dan berkaos merah.
Risma juga melaporkan kepada Hasto bahwa sejak masa kampanye Pilkada Surabaya, dia bersama pasangannya, Whisnu Sakti Buana, membagi tugas untuk turun ke masyarakat setiap harinya, bahkan Risma dan Whisnu setiap hari bisa mencapai 10-15 titip kunjungan ke warga. “Kami berdua setiap hari selalu turun ke masyarakat berpisah-pisah, kadang juga bersamaan, bahkan sehari bisa 14 titik,” ujar Risma kepada Hasto.
Meski begitu, Risma tetap meminta doa restu warga Surabaya, supaya bisa melanjutkan roda kepemimpinannya yang telah dibangun selama lima tahun terakhir ini. "Tentu kita tidak bisa bekerja maksimal, tanpa dukungan mesin partai, relawan, dan tentunya seluruh warga Surabaya," kata Risma.
MOHAMMAD SYARRAFAH