TEMPO.CO, Ngawi - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat sediktnya akan ada enam tempat pemungutan suara pemilihan bupati - wakil bupati di daerah itu yang akan didirikan di lokasi terpencil. Pendistribusian logistik ke tempat-tempat itu harus menggunakan sepeda motor karena jalannya sempit, makadam atau berbatu, naik-turun, serta masuk kawasan hutan.
Komisioner KPU Ngawi, Aman Ridho Hidayat, menjelaskan, enam TPS terpencil itu bakal didirikan di Desa Pitu, Cathel, Kecamatan Pitu; Desa Kenongorejo, Suruh, Dampit; dan Gandong, Kecamatan Bringin. Waktu yang dibutuhkan untuk distribusi logistik pemilu dari kantor desa ke enam TPS itu sekitar 30 menit dengan jarak tempuh 1-2 kilometer.
"Truk hanya bisa mengantar logistik sampai kantor desa dan untuk seterusnya (distribusi) ke TPS, KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang mengantar dengan sepeda motor," ucap Ridho.
Pendistribusian logistik dari kantor desa ke TPS berlangsung pada H-1 pencoblosan atau 8 Desember 2015. Beberapa hari sebelum proses itu dijalankan, ia melanjutkan, petugas KPPS bersama Panitia Pemungutan Kecamatan melakukan pengecekan logistik seperti jumlah surat suara, bantalan, dan alat coblos.
Komisioner KPU Ngawi Divisi Teknis dan Data, Sasthaputra Pramudya, menambahkan, pengecekan logistik pemilihan bupati - wakil bupati dilakukan secara berlapis. Sebelum diteliti di tingkat PPK, petugas di kantor KPU juga melakukan hal serupa. "Untuk mengantisipasi masalah teknis seperti kekurangan surat suara di TPS," ujar Sastha.
Dalam pemilihan Bupati - Wakil Bupati Ngawi yang berlangsung serentak dengan banyak daerah lainnya di Indonesia pada 9 Desember 2015, ia melanjutkan, total kebutuhan surat suara sebanyak 731.794 lembar ditambah 2,5 persen per TPS. "Proses pencetakannya dipantau dua petugas sekretariat KPU dan dua intel kepolisian. Setiap hari mereka memantau langsung," kata Sastha.
NOFIKA DIAN NUGROHO